Pemerintah Provinsi Jawa Timur berupaya menekan inflasi dengan menstabilkan harga beras, penyumbang utama inflasi di Indonesia.
Iwan Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Jawa Timur mengatakan, ada empat strategi yang dilakukan Pemprov Jatim untuk menjaga stabilitas harga beras.
Pertama, menjaga stok di Jawa Timur. Iwan memastikan stok beras untuk Jawa Timur aman sampai akhir tahun 2023. “Stok beras Jawa Timur surplus. Bahkan bisa menyuplai kebutuhan Indonesia timur,” kata Iwan dalam Talkshow “Merawat Bumi Majapahit” di Radio Suara Surabaya, Rabu (8/11/2023).
Kedua, menggelar operasi pasar dan pasar murah di 113 titik di 21 kabupaten atau kota. Selain untuk stabilisasi harga terkait inflasi, pasar murah untuk memberikan kemudahan untuk masyarakat mendapat barang pokok yang harganya tidak mahal.
“Bulog juga sudah melaksanakan penyaluran bantuan beras untuk 3,2 juta keluarga, masing-masing mendapat 10 kilogram,” ujar Iwan.
Ketiga, memberikan info pelanggaran di lapangan melalui UPT perlindungan konsumen di 5 wilayah Bakorwil, misalnya terkait harga dan sertifikasi halal.
Keempat, memantau sistem informasi ketersediaan dan perkembangan harga bahan pokok di 120 pasar rakyat. Disperindag Jatim mencatat, harga cabai merah di pasar per tanggal 7 November 2023 ada di angka Rp47.247. Cabai rawit di harga Rp66.186, jauh di atas harga acuan maksimal Rp57 ribu. Sementara harga beras premium Rp13.929. Beras medium tanggal 7 November 2023 ada di angka Rp11.323, di atas harga eceran tertinggi Rp10.900″.
Perlu diketahui, inflasi year-on-year (y-on-y) Provinsi Jawa pada Oktober 2023 sebesar 3,25 persen dengan Indeks Harga Konsumen (IHK) sebesar 116,89. Inflasi y-on-y tertinggi terjadi di Kabupaten Sumenep, sebesar 5,29 persen dengan IHK sebesar 118,94 dan terendah terjadi di Madiun sebesar 2,41 persen dengan IHK sebesar 114,45.
Tren kenaikan inflasi pangan dapat menurunkan daya beli masyarakat, meningkatkan biaya produksi, dan berpotensi menekan daya beli masyarakat. Apalagi dengan adanya fenomena El Nino yang berpengaruh pada produktivitas komoditi pangan.(iss/ipg)