Dolar Melemah Imbas Perlambatan Inflasi di Amerika

Dolar AS melemah terhadap sejumlah mata uang utama lainnya pada akhir perdagangan Selasa (13/6/2023) atau Rabu (14/6/2023) pagi waktu Indonesia.

Indeks dolar, yang mengukur greenback terhadap enam mata uang utama saingannya, turun 0,30 persen menjadi 103,3370 pada akhir perdagangan dilansir Antara.

Indeks harga konsumen (HK) AS pada Mei naik 4,0 persen dari tahun sebelumnya. Biro Statistik Tenaga Kerja Amerika Serikat mengatakan, indeks tersebut jauh di bawah setelah berada di puncak 9,1 persen pada Juni tahun lalu. Serta turun dari kenaikan 4,9 persen pada April.

Imbal hasil obligasi pemerintah Amerika sempat turun segera setelah laporan IHK terbaru, tetapi dengan cepat bangkit kembali. Hal ini mencerminkan sedikit perubahan ekspektasi suku bunga investor di luar pertemuan Federal Reserve (Fed) minggu ini.

Fed diperkirakan akan melewatkan kenaikan suku bunga selama pertemuan dua hari mulai Selasa kemarin.

Tetapi kemungkinan dimulainya kembali kenaikan suku bunga pada Juli tidak dapat dikesampingkan. Saham berjangka AS memperpanjang kenaikan pada Selasa.

Pada akhir perdagangan New York, euro meningkat menjadi 1,0790 dolar, dari 1,0756 dolar pada sesi sebelumnya. Pound Inggris naik menjadi 1,2602 dolar dari 1,2505 dolar pada sesi sebelumnya.

Pekerjaan di Inggris Raya mencapai rekor 33,1 juta antara Februari dan April, dengan peningkatan jumlah karyawan dan pekerja wiraswasta.

Dolar Kanada menguat ke level tertinggi empat bulan terhadap dolar AS pada Selasa. Sebab harga minyak naik dan data inflasi Amerika Serikat mendukung taruhan untuk jeda dalam kampanye kenaikan suku bunga Fed.

Dolar AS turun menjadi 1,3311 dolar Kanada dari 1,3371 dolar Kanada pada akhir perdagangan.

Dolar AS dibeli 140,2840 yen Jepang, lebih tinggi dari 139,5750 yen Jepang pada sesi sebelumnya. Dolar AS turun menjadi 0,9059 franc Swiss dari 0,9096 franc Swiss. Dolar AS turun menjadi 10,7138 krona Swedia dari 10,8117 krona Swedia. (ant/saf/rst)