Perry Warjiyo Gubernur Bank Indonesia (BI) mendorong pertumbuhan ekonomi di Jawa Timur dengan hilirisasi dan digitalisasi.
Hal itu ia ungkapkan saat memberi sambutan dalam Pelantikan Ikatan Sarjana Ekonomi Indonesia (ISEI) Surabaya, di Universitas Airlangga (Unair) pada Jumat (11/8/2023).
“Majukan ekonomi Jatim. Apa yang perlu dilakukan untuk memajukan? Ada tiga, yakni hilirisasi, digitalisasi serta fokus ekonomi kerakyatan dan hijau,” ucapnya.
Dalam hilirisasi, ia menyebut, bukan hanya dapat dilakukan di sektor minerba, tetapi juga di sektor pertanian, perkebunan hingga perikanan.
Apalagi menurutnya, Jatim memiliki kekayaan akan rempah-rempah. Tercatat, 10 persen rempah-rempah dunia dihasilkan di Jatim, sehingga ia mengatakan bahwa Jatim memiliki potensi besar untuk ekspor.
“Bagaimana Jatim bisa mengekspor rempah-rempah bukan mentah. Kalau diproses, contoh yang namanya Jahe, harganya bisa lima kali lipat. Padahal cuma diproses, dikeringkan, di-packing, dicap, sudah dan diekspor ke Dubai dan Roma,” tuturnya.
Sedangkan untuk digitalisasi, ia mengatakan bahwa perkembangan zaman harus diikuti dengan mahir digital, namun tetap harus diikuti perilaku yang baik juga.
“Kita juga tidak bisa melawan aplikasi-aplikasi yang masuk ke dunia pendidikan. Hampir 70 persen penduduk Indonesia itu milenial, maka yang punya rumah bukan yang tua-tua ini, tapi milenial. Oleh karena itu, dunia anak-anak ini adalah dunia yang digital dan Jatim bisa dilakukan,” tuturnya.
Selain itu, ia juga menekankan agar ekonomi kerakyatan turut ditekankan, agar lapangan kerja ke depan bisa lebih tinggi.
“Tiga ini bisa digabungkan, hilirisasi bisa dilakukan secara cepat, seperti pakai kelompok, satu desa satu produk, fokus pada hilirisasi untuk pemasaran dan packing segala macam, dan itu juga bisa diajari untuk hidup,” ujarnya.
Dalam kesempatan itu, ia menambahkan bahwa untuk menumbuhkan ekonomi, juga dibutuhkan bergabungnya akademisi, pelaku usaha dan policy maker dalam membuat terobosan untuk membangun perekonomian di daerah. (ris/ipg)