Jumat, 22 November 2024

BPS Jatim Catat Inflasi Gabungan 8 Kota pada Juni 2023 Sebesar 4,59 Persen

Laporan oleh Wildan Pratama
Bagikan
Zulkipli Kepala BPS Jatim usai memaparkan inflasi gabungan 8 kota di Jatim, Senin (3/7/2023). Foto: Istimewa.

Badan Pusat Statistik (BPS) Jawa Timur mencatat angka inflasi gabungan delapan kota pada bulan Juni 2023 sebesar 4,59 persen secara year on year (yoy).

Menurut Zulkipli Kepala BPS Provinsi Jatim, inflasi secara yoy ini terjadi karena ada kenaikan harga yang di sebagian besar indeks kelompok pengeluaran.

Antara lain, kelompok makanan, minuman dan tembakau sebesar 4,44 persen, kelompok pakaian dan alas kaki sebesar 3,30 persen kemudian kelompok perumahan, air, listrik, dan bahan bakar rumah tangga sebesar 2,54 persen.

Selanjutnya kelompok perlengkapan, peralatan dan pemeliharaan rutin rumah tangga sebesar 3,36 persen, kelompok kesehatan sebesar 3,87 persen, kelompok transportasi sebesar 10,08 persen, selanjutnya kelompok rekreasi, olahraga, dan budaya sebesar 1,56 persen.

Kemudian kelompok pendidikan sebesar 4,98 persen, kelompok penyediaan makanan dan minuman/restoran sebesar 5,90 persen, dan kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya sebesar 5,17 persen.

Sementara kelompok pengeluaran yang mengalami penurunan indeks, yaitu kelompok informasi, komunikasi, dan jasa keuangan sebesar 0,10 persen.

“Inflasi kita di bulan Juni lebih tinggi dibanding nasional secara year on year dengan selisih 3,25 persen. Hal ini pengaruhnya terlihat dari gerakan-gerakan harga dari tahun 2022 sebelumnya,” kata Zulkipli, Senin (3/7/2023).

Sedangkan delapan kota di Jatim yang tercatat dalam inflasi gabungan ini antara lain Kota Surabaya, Malang, Kediri, Jember, Probolinggo, Banyuwangi, Madiun, dan Sumenep.

Zulkipli melanjutkan, terdapat sejumlah komoditas yang dominan dalam menyumbang inflasi secara yoy di tingkat provinsi. Diantaranya, solar sebesar 28,37 persen, bensin 23,11 persen, dan beras 15,25 persen.

Selain itu, masih ada rokok kretek filter 14,11 persen, sekolah dasar 13,6 persen, tarif air minum PDAM 11,14 persen, telur ayam ras 10,2 persen, akademisi perguruan tinggi 7 persen, emas perhiasan 5,69 persen dan kontrak rumah 2,5 persen. Komoditi itu juga penyumbang inflasi secara yoy di tingkat provinsi.

“Ini karena kenaikan harga dan kebijakan yang meningkatkan harga di tahun lalu,” katanya.

Sementara itu pada Pada level kota, Inflasi yoy Juni 2023 tertinggi terjadi di Surabaya sebesar 4,91 persen dengan Indeks Harga Konsumen (IHK) sebesar 116,43 dan inflasi terendah terjadi di Madiun yang mencapi 3.25 persen dengan IHK sebesar 113,74.

Kota Surabaya tercatat mengalami inflasi tertinggi secara yoy dibanding beberapa ibu kota lain di Pula Jawa. Di urutan kedua Yogyakarta mengalami inflasi 4,20 persen, Kota Serang 3,72 persen, Bandung 3,29 persen, DKI Jakarta 3,20 persen, dan Semarang 2,95 persen.

“Tentu ini penting bagi pemangku kepentingan di enam bulan sisa untuk sama-sama menjaga perkembangan harga di pasaran,” pungkas Zulkipli.(wld/fra/iss)

Berita Terkait

Surabaya
Jumat, 22 November 2024
32o
Kurs