Jumat, 22 November 2024

BI Jatim Dorong Generasi Muda Paham Makna Rupiah Bukan Sekadar Alat Bayar

Laporan oleh Risky Pratama
Bagikan
Milenial and Student Summit 2023 di Surabaya, pada Minggu (26/11/2023). Foto: Risky suarasurabaya.net

Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jawa Timur (KPw BI Jatim) mendorong ratusan pelajar dan milenial di Jatim lebih memahami makna rupiah lewat “Milenial and Student Summit Jatim 2023”.

Doddy Zulverdi Kepala KPw BI Jatim mengatakan, upaya meningkatkan pengetahuan rupiah itu, agar pelajar saat ini tidak hanya mengenal bahwa rupiah sebagai alat bayar yang masuk keluar dompet kemudian dilupakan.

“Rupiah ini punya nilai-nilai yang luar biasa, nilai perjuangan, nilai kemerdekaan, nilai kedaulatan NKRI yang harus dijaga. Makanya konsep cinta, bangga dan paham rupiah ini terus kami dorong,” ucapnya di Surabaya pada Minggu (26/11/2023).

Nilai-nilai tersebut, kata Doddy, tidak boleh hilang dan harus terus dijaga. Karena menurutnya, rupiah juga menjadi salah satu upaya untuk menjaga keutuhan Indonesia agar tidak tergerus dengan uang asing yang dipergunakan di dalam negeri.

“Bahkan kalau dulu misalnya, ada tarif hotel itu menggunakan dolar. Sekarang sudah tidak ada lagi kalau sudah paham rupiah,” ujarnya.

Upaya menanamkan edukasi soal rupiah itu juga dilakukan oleh BI Jatim melalui kerja sama dengan dinas pendidikan dan lembaga terkait untuk melakukan edukasi keuangan.

“Supaya pemahaman ini semakin luas, dan ini harus terus menerus, karena anak-anak tentu saja ada yang baru, ada yang semakin besar dan itu harus terus kita tingkatkan,” tuturnya.

Sementara saat ini, pihaknya juga terus menggencarkan dorongan untuk cinta, bangga dan paham rupiah. Cinta diartikan dengan mau merawat rupiah, agar tetap layak edar atau sesuai standar uang layak yang sudah ditetapkan.

Kemudian bangga diartikan sebagai perilaku yang menggunakan rupiah, atau dalam transaksi tidak menggunakan mata uang asing di Indonesia. Sedangkan paham memiliki makna hati-hati dalam menggunakan rupiah agar nilainya tidak turun, seperti belanja sesuai kebutuhan, tidak memborong yang tidak perlu agar tidak terjadi inflasi.

“Kalau paham, maka ketika akan membeli barang yang dibutuhkan sehari-hari, akan memilih yang diproduksi dalam negeri, agar nilai rupiah tetap kuat. Jadi, tidak akan menggunakan produk luar negeri, karena juga akan membuat kita semakin tergantung barang impor,” tuturnya.

Doddy berharap, upaya tersebut dapat memberikan pemahaman yang diimplementasikan oleh para generasi muda di Jatim saat ini terhadap rupiah.

“Dan ini akan terus kami dorong agar lebih baik, kita mulai dari anak-anak, SD sampai SMA, dan masyarakat yang lebih tinggi,” pungkasnya. (ris/saf/ham)

Berita Terkait

Surabaya
Jumat, 22 November 2024
29o
Kurs