Jeffrey Hendrik Direktur Pengembangan Bursa Efek Indonesia (BEI) mengatakan, pertumbuhan investor syariah di Indonesia tahun ini berada di angka 16 persen.
“Itu adalah angka yang menggembirakan bagi kita, walaupun kita sadari, itu belum sesuai dengan potensi dari Indonesia,” ucapnya di Surabaya pada Sabtu (25/11/2023).
Jeffery mengatakan, Indonesia mempunyai potensi yang jauh lebih besar dari pertumbuhan saat ini. Oleh karena itu, pihaknya akan terus melakukan upaya secara bertahap untuk pertumbuhan yang lebih bagus.
“Potensinya luar biasa besar, 278 juta orang di Indonesia, 41 juta ada di Jatim, umur rata-ratanya adalah 29,7. Artinya orang Indonesia itu penuh dengan orang muda. Tetapi potensi yang sudah tergarap, 11,9 juta orang. Tentu masih banyak sekali potensi yang bisa kita garap, jadi kalau bicara potensi, Indonesia penuh dengan potensi,” jabarnya.
Dengan banyaknya potensi pada anak muda di Indonesia, ia juga berupaya untuk lebih mengajak anak muda melek investasi syariah.
“Semangat yang kita angkat dalam kegiatan seperti ini, tentu kita bawakan dengan cara anak muda. Investasi saham syariah, bukan sesuatu yang kuno, bukan sesuatu yang terlalu mengikuti seolah-olah hanya ibadah. Itu pesan yang kita sampaikan,” ujarnya.
Ia juga mengungkapkan bahwa sebelumnya pada bulan Agustus, BEI telah meluncurkan program ‘aku investor saham’. Yang mana, upaya tersebut sebagai bentuk menanamkan rasa bangga terhadap investasi, meningkatkan pertumbuhan investasi saham syariah, dan berkontribusi pada perekonomian Indonesia.
“Dengan demikian, kita berharap investasi saham syariah itu lebih inklusif, kami mengusung tema, siapa pun, di mana pun, orang Indonesia bisa menjadi investor,” pungkasnya.(ris/saf/iss)