Arsjad Rasjid Ketua Dewan Penasehat Bisnis ASEAN (ASEAN-BAC) mengatakan perjanjian perdagangan bebas atau Regional Comprehensive Economic Partnership (RCEP), yang melibatkan 10 negara ASEAN dengan lima negara mitra punya potensi besar meningkatkan aliran perdagangan di wilayah kawasan.
“Saat ini, kontribusi RCEP hanya sekitar dua persen dari total aktivitas perdagangan negara-negara anggotanya. KTT ini menjadi momentum penting untuk mengingatkan negara-negara terkait untuk bersatu dalam menghadapi beragam tantangan global,” kata Arsjad dalam keterangannya di Jakarta yang dikutip Antara, Kamis (8/9/2023).
Dalam Dialog Meja Bundar RCEP dimana Indonesia didapuk sebagai tuan rumah, Arsjad mengatakan ASEAN bisa mendorong efisiensi pada kegiatan ekonomi untuk mendukung kerja sama multilateral.
Untuk diketahui, RCEP adalah perpanjangan eksklusif KTT Investasi Bisnis ASEAN. Sebanyak 40 perusahaan dari 15 negara, baik ASEAN dan negara-negara mitra dialog, turut serta dalam diskusi menggali berbagai potensi ASEAN itu.
Adapun 10 negara anggota ASEAN yang terlibat dalam RCEP, yaitu Brunei Darussalam, Kamboja, Indonesia, Laos, Malaysia, Myanmar, Filipina, Singapura, Thailand dan Vietnam. Sementara lima negara mitra yakni China, Jepang, Korea Selatan, Australia dan Selandia Baru.
Disebutkan kalau RCEP sebagai kemitraan ekonomi modern, komprehensif, berkualitas tinggi, dan saling menguntungkan, dibangun di atas perjanjian bilateral ASEAN bersama lima mitra Free Trade Agreement (FTA).
Namun, dikatakan oleh Arsjad bahwa diperlukan tindakan nyata untuk mencapai pembangunan global.
“Diperlukan tindakan utama untuk mencapai pembangunan global. Melalui visi kesejahteraan yang sama, kami berharap ASEAN dan RCEP dapat mencapai tujuan kita bersama untuk memajukan ASEAN,” ucapnya.
Sementara Kaushik Das Mitra Manajemen Kantor McKinsey & Company untuk Asia Tenggara menyatakan, sudah saatnya ASEAN untuk bersinar. Sebab, RCEP menjadi sinyal kuat dukungan wilayah tersebut bagi sistem perdagangan multilateral.
“RCEP akan menempatkan ASEAN di garis depan pemulihan ekonomi global. Ini akan mendorong pelaku bisnis di wilayah ini untuk mengambil tindakan besar yang dapat menciptakan ekosistem berkelanjutan dan inklusif,” kata Kaushik Das.(ant/ipg)