Jumat, 22 November 2024

Akhir Pekan Rupiah Melemah, Dibayangi Pengetatan Moneter AS

Laporan oleh Billy Patoppoi
Bagikan
Ilustrasi. Grafis: Didik suarasurabaya.net

Nilai tukar (kurs) rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Jumat (20/1/2023) pagi melemah, dibayangi kebijakan pengetatan moneter bank sentral Amerika Serikat (AS) Federal Reserve (The Fed) terkait suku bunga acuannya.

Rupiah pagi ini dibuka turun tipis 26 poin atau 0,17 persen ke posisi Rp15.130 per dolar AS, dibandingkan posisi pada penutupan perdagangan sebelumnya Rp15.104 per dolar AS.

“Banyak yang mengatakan bahwa di tahun ini bank sentral Amerika Serikat itu masih tetap menaikkan suku bunga walaupun hanya 25 basis poin di bulan Februari. Tetapi indikasi ini yang dipersepsi oleh para ekonom dan para analis bahwa pengetatan moneter di AS masih terus dilakukan,” kata Ibrahim Assuaibi Direktur PT Laba Forexindo Berjangka saat dihubungi Antara di Jakarta, Jumat.

Selain itu Ibrahim mengatakan perang Ukraina yang saat ini bergejolak, juga membayangi pelemahan rupiah terhadap dolar AS. Kemungkinan gejolak perang tersebut akan memicu inflasi, dan bank sentral negara bagian di AS masih akan terus melakukan pengetatan moneter.

Ibrahim melihat kemungkinan besar akan ada keterlibatan Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) dalam peperangan tersebut, sehingga muncul kekhawatiran akan terjadinya satu resesi yang cukup ditakutkan pasar.

Sedangkan secara internal, Ibrahim menuturkan sentimen pasar dipengaruhi oleh kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI) alias BI 7-Day Reverse Repo Rate (BI7DRR) sebesar 25 basis poin (bps) menjadi 5,75 persen dari hasil keputusan Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia (RDG BI) pada 18-19 Januari 2023.

Suku bunga deposit facility juga dinaikkan sebesar 25 bps menjadi lima persen, dan suku bunga lending facility sebesar 25 bps menjadi 6,5 persen. Kenaikan suku bunga yang dilakukan BI tersebut bertujuan untuk menjaga inflasi dan pertumbuhan ekonomi nasional.

Menurut Ibrahim, Bank Indonesia seharusnya bisa mempertahankan suku bunga dan tidak menaikkan suku bunga pada Januari 2023, melainkan bisa menaikkannya pada Februari 2023.

Hal itu kemudian menjadi sentimen pasar, sehingga nilai tukar rupiah terhadap dolar AS pada penutupan perdagangan, Kamis (19/1/2023) kemarin, melemah tipis ke posisi Rp15.104 per dolar AS.

“Saya lihat bank sentral AS pun juga di bulan Januari tidak menaikkan suku bunga, seharusnya Bank Indonesia pun juga mengikuti, barulah nanti di bulan Februari menaikkan suku bunga,” ujarnya.

Ibrahim memprediksi nilai tukar rupiah pada penutupan pasar Jumat sore ini akan mengalami pelemahan. Rupiah terhadap dolar AS diperkirakan bergerak ke kisaran Rp15.090 per dolar AS hingga Rp15.130 dolar AS pada perdagangan hari ini.

Untuk diketahui, Kamis kemarin rupiah ditutup turun tipis 17 poin atau 0,11 persen ke posisi Rp15.104 per dolar AS, dibandingkan posisi pada penutupan perdagangan sebelumnya Rp15.088 per dolar AS. (ant/bil/ipg)

Berita Terkait

Surabaya
Jumat, 22 November 2024
33o
Kurs