Nilai tukar (kurs) rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Jumat (6/1/2023) pagi, melemah dipicu oleh kelangkaan dolar di dalam negeri.
Rupiah pagi ini melemah 12 poin atau 0,08 persen ke posisi Rp15.629 per dolar AS, dibandingkan posisi pada penutupan perdagangan sebelumnya Rp15.617 per dolar AS.
Revandra Aritama Analis Indonesia Commodity and Derivatives Exchange (ICDX), Jumat, mengatakan isu utama dari dalam negeri adalah kelangkaan dolar yang telah berlangsung beberapa bulan terakhir.
“Hal ini cukup mengejutkan karena Indonesia terus mencatatkan surplus ekspor dalam waktu yang panjang. Kelangkaan ini disinyalir karena eksportir menempatkan valasnya di luar negeri yang memberikan imbal hasil lebih baik,” ujar Revandra.
Menurut Revandra, hal itu masih menjadi kendala untuk penguatan rupiah, meskipun di sisi lain pasar obligasi Indonesia mencatatkan arus modal masuk atau capital inflow pada akhir tahun lalu.
Sementara itu dari eksternal, notulensi rapat The Federal Reserve (The Fed) bank sentral AS, menunjukkan bahwa tahun ini The Fed tetap akan berfokus untuk menekan nilai inflasi hingga mencapai target dua persen.
“Artinya kebijakan suku bunga tinggi masih tetap dipertahankan dan berpotensi untuk lanjut naik walaupun tidak secepat yang terjadi di tahun 2022. Kedua sentimen utama ini menjadi penghalang yang harus dilewati rupiah untuk bisa menguat,” terang Revandra.
Revandra memperkirakan rupiah hari ini bergerak di kisaran Rp15.550 per dolar AS hingga Rp15.700 per dolar AS.
Untuk diketahui, pada Kamis (5/1/2023) kemarin, rupiah melemah 34 poin atau 0,22 persen ke posisi Rp15.617 per dolar AS, dibandingkan posisi pada penutupan perdagangan sebelumnya Rp15.583 per dolar AS. (ant/bil/ipg)