Jumat, 22 November 2024

Wall St Jatuh Empat Hari Beruntun Tertekan Kekhawatiran Resesi

Laporan oleh Ika Suryani Syarief
Bagikan
Illustrasi. Para pialang saham sedang bekerja di lantai bursa Wall Street, New York Stock Exchange, Amerika Serikat. Foto: Antara

Wall Street lebih rendah pada akhir perdagangan Selasa (20/12/2022) pagi WIB, mencatat kerugian untuk sesi keempat berturut-turut dengan Nasdaq memimpin penurunan, karena investor menghindari taruhan berisiko, khawatir pengetatan Federal Reserve dapat mendorong ekonomi AS ke resesi.

Antara melaporkan, Indeks Dow Jones Industrial Average merosot 162,92 poin atau 0,49 persen, menjadi menetap di 32.757,54 poin. Indeks S&P 500 tergelincir 34,70 poin atau 0,90 persen, menjadi berakhir di 3.817,66 poin. Indeks Komposit Nasdaq terpangkas 159,38 poin atau 1,49 persen, menjadi ditutup pada 10.546,03 poin.

Penurunan terbesar di antara 11 sektor utama S&P 500 menimpa sektor jasa-jasa komunikasi yang merosot 2,2 persen, konsumer nonprimer jatuh 1,7 persen dan teknologi turun 1,4 persen. Sementara itu, sektor energi ditutup naik 0,13 persen sebagai satu-satunya sektor yang mencatat keuntungan.

Tiga indeks saham utama AS telah berada di bawah tekanan sejak Rabu (14/12/2022), ketika Jerome Powell Ketua Fed mengambil nada hawkish sementara bank sentral menaikkan suku bunga. Powell menjanjikan kenaikan suku bunga lebih lanjut bahkan ketika data menunjukkan tanda-tanda melemahnya ekonomi.

Indeks S&P 500, Dow Jones dan Nasdaq telah terjual tajam untuk Desember dan berada di jalur penurunan tahunan terbesar sejak krisis keuangan 2008.

Sementara imbal hasil obligasi pemerintah AS naik, investor lari dari saham, mengamati prospek taruhan yang lebih aman karena mereka khawatir tentang kemungkinan resesi pada 2023 menurut Brian Overby, ahli strategi pasar senior di Ally.

“Investor bertanya mengapa saya ingin mengambil risiko itu memasuki tahun 2023 dengan sikap Fed yang masih agresif ketika saya bisa mendapatkan hasil yang bagus di pasar pendapatan tetap,” katanya.

Kurangnya laporan laba besar atau data ekonomi pada Senin (19/12/2022) kemungkinan mempertajam fokus investor pada ketakutan ekonomi dan suku bunga, menurut Melissa Brown, Kepala Global Applied Research di Qontigo di New York.

“Ini adalah ujung pisau antara apakah kita akan terhuyung-huyung ke dalam resesi atau melakukan soft landing. Apakah The Fed bertindak tepat?” kata Brown yang mencatat bahwa langkah tersebut mungkin dilebih-lebihkan karena banyak investor berlibur sekitar liburan akhir tahun.

Saham kelas berat seperti Apple Inc, Microsoft Corp dan Amazon.com Inc menciptakan beberapa hambatan terbesar di pasar.

Perdagangan Tesla Inc bergejolak dengan produsen mobil listrik tersebut ditutup turun 0,24 persen setelah jatuh sebanyak 2,8 persen selama sesi tersebut. Ini terjadi setelah jajak pendapat Twitter yang menunjukkan mayoritas responden menginginkan Elon Musk CEO Tesla mundur sebagai CEO platform media sosial tersebut.

Saham Meta Platforms berakhir anjlok 4,1 persen setelah Komisi Eropa mengatakan dapat mengenakan denda hingga 10 persen dari omset global tahunan konglomerat teknologi itu jika bukti menunjukkan pelanggaran undang-undang antimonopoli Uni Eropa.

L3Harris Technologies Inc kehilangan 3,6 persen setelah kontraktor pertahanan AS itu mengatakan akan membeli produsen mesin hipersonik Aerojet Rocketdyne Holdings Inc seharga 4,7 miliar dolar AS. Saham Aerojet bertambah 1,3 persen.

Di bursa AS, 11,07 miliar saham berpindah tangan, dibandingkan dengan rata-rata 11,59 miliar selama 20 hari perdagangan terakhir.(ant/iss)

Berita Terkait

Surabaya
Jumat, 22 November 2024
28o
Kurs