Gelaran Karnaval nang Tunjungan menarik perhatian ribuan warga Kota Surabaya untuk memadati sepanjang Jalan Tunjungan. Daya tarik warga untuk datang ke acara hari ini bukan tanpa alasan.
Pemerintah Kota Surabaya telah menyiapkan berbagai stan UMKM untuk meramaikan acara ini. Salah satunya stan UMKM penjualan batik kreasi dari warga Surabaya.
Rachmawati pemilik Batik Afrijoyo mengaku berharap untuk mendapat omzet yang besar atau cuan dalam sehari membuka stan di Karnaval nang Tunjungan.
Dalam gelaran ini Rachmawati menjual beberapa batik dengan motif yang menggambarkan tentang Jembatan Suroboyo, Jembatan Suramadu, Tugu Pahlawan, dan Pasar Wonokromo.
“Ini kan ibarat perdana ada acara yang sebesar ini, ya harapannya bisa untung sampai lima juta rupiah hari ini. Kurang lebih segitu,” ujar Rachmawati, Minggu (30/10/2022).
Rachmawati yang memiliki rumah produksi batik di Kecamatan Bulak itu mengaku omset bersih setiap bulannya minimal mencapai dua juta rupiah.
Hasil dari omset tersebut bisa dia dapatkan karena mandapat fasilitas dari Dinas Koperasi UMKM dan Perdagangan (Dinkopdag).
Fasilitas itu berupa akses penjualan melalui pesanan dari beberapa hotel di Surabaya. Kata Rachmawati pesanan itu berupa seragam batik atasan
“Harganya ya variasi, tapi rata-rata Rp400 ribu. Dengan minim pemesanan 10 potong,” kata dia.
Dia berharap adanya gelaran seperti ini bisa diagendakan rutin dalam waktu tertentu. Rachmawati juga memberi masukan kalau acara khas dari Pemkot ini tidak harus terpusat di Jalan Tunjungan.
Menurutnya, masih ada beberapa titik lokasi di Surabaya yang bisa dijadikan icon berupa featival atau karnaval. Sehingga masyatakat tidak bosan berada di satu ikon lokasi saja.
“Juga penataan tempatnya, di sini antara stan makanan dan batik terpisah. Jadinya orang pasti lebih banyak ke makanan. Meski orang pasti jalan menuju ke arah sini,” imbuhnya.
Pada kesempatan yang sama, Syarif Usman yang sudah membuka usaha batik tulis sejak tahun 2008 itu juga menjual motif yang kurang lebih sama dengan Rachmawati.
Syarif juga mendesain produk batiknya dengan tema beberapa icon di Kota Pahlawan. Antara lain Sparkling Surabaya, Jembatan Semanggi, hingga motif ombak karena Surabaya adalah kota pesisir.
Dengan adanya gelaran Karnaval nang Tunjungan ini dia berharap UMKM Batik Surabaya bisa lebih dikenal luas. Khususnya bagi warga yang berada di Gerbangkertosusial.
Syarif juga mengungkap sejak dibukanya karnaval ini pada pukul 15.00 WIB, sudah ada beberapa produknya yang terjual di kisaran harga Rp180-450 ribu.
Melalui karnaval hari ini, ia berharap warga Kota Surabaya bisa lebih mengenal batik karya dari warga lokal. Khsusunya memahami bagaimana proses pembuatan batik itu sendiri.
“Jangan sampai orang luar negeri yang lebih menghargai. Kalau bisa setelah acara ini ada kelanjutan bantuan promosi dan peserta batik yang diinkubasi ada kelanjutan programnya,” ucap Syarif.(wld/iss)