Emil Elestianto Dardak Wakil Gubernur Jawa Timur menutup The Eastern Regional Organisation for Planning and Housing (EAROPH) ke-28 yang telah berlangsung selama 5-8 Oktober 2022, di Surabaya, Jawa Timur.
Sesudah mendengarkan presentasi dan diskusi yang diikuti representatif EAROPH dari berbagai negara, Emil yang menjabat Presiden EAROPH periode 2022-2024 memberikan rangkuman materi yang menjadi rekomendasi untuk mengatasi permasalahan infrastruktur dan pemukiman, terutama di kawasan Asia Tenggara.
“Saya sangat senang kita berhasil meng-cover berbagai isu selama sesi EAROPH ini. Tapi, saya pikir penting untuk merekap hasil diskusi agar kita bisa kembali dengan rencana yang jelas tentang berkolaborasi ke depan,” ujarnya seperti dikutip dari laman Kominfo Jatim, Minggu (9/10/2022).
Pada kesempatan itu, Emil menegaskan beberapa hal yang menjadi fokus pembahasan antara lain adalah bencana dan mitigasi bencana, pembangunan berkelanjutan, serta perumahan yang terjangkau.
“Di Jepang, banjir biasanya terjadi akibat hujan intensif yang terjadi pada kurun waktu sempit. Masalah yang sama terjadi di Jakarta. Salah satu solusi yang diberikan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta adalah menggunakan sumur resapan. Jadi, ini bisa menjadi salah satu solusi,” terangnya.
Emil melanjutkan, Indonesia sudah membangun infrastruktur yang masif dalam delapan tahun terakhir. Berbagai pembangunan ambisius dan strategis yang sudah dibangun antara lain jalan tol, pelabuhan laut, dan pembangkit listrik.
“Tapi, kemudian muncul perdebatan, infrastruktur seperti apa yang benar-benar dibutuhkan? Wali Kota Kuala Lumpur Datuk Seri Mahadi Che Ngah menjelaskan kalau pengguna kendaraan umum harus naik menjadi 60 persen pada 2030 karena bisa mengurangi emisi karbon hingga 70 persen. Itu sudah dicontohkan Kuala Lumpur yang bisa menjadi inspirasi kita,” imbuhnya.
Lebih lanjut, Emil mengatakan pandemi Covid-19 membuat masyarakat menyadari urgensi untuk pembangunan berkelanjutan yang melibatkan komunitas lokal. Selain itu, pelayanan publik juga dibutuhkan untuk membangun masa depan lebih baik.
“Maka smart city menjadi penting karena bukan hanya pemerintah yang harus mengadopsi teknologi, tapi juga masyarakat. Generasi muda lebih mampu beradaptasi, tapi memang masih ada yang lebih nyaman dengan pelayanan konvensional,” tuturnya.
“Menurut penelitian di Indonesia, Pemerintah Provinsi Jatim lebih banyak beradaptasi dengan teknologi daripada warganya. Kami sudah memberikan beberapa opsi pelayanan, walau pun kebanyakan akan memilih dan merasa aman dengan cara konvensional. Artinya, literasi teknologi bagi masyarakat masih harus dimasifkan,” katanya.
Selain itu, perubahan juga terjadi pada generasi muda yang sulit memiliki tempat bermukim untuk dirinya sendiri. Karena, banyak dari mereka yang tidak memiliki pekerjaan dengan gaji yang cukup.
“Pada 1960-an, penelitian mengatakan 90 persen orang berumur 30-an akan mengatakan mereka berpenghasilan lebih baik dari orang tua mereka. Lalu pada 2010, angka itu turun drastis hingga 50 persen. Jadi, kalau kita tanya kepada orang berumur 30-an jaman sekarang, jarang dari mereka yang akan bilang mereka berpenghasilan lebih baik dari orang tua dan memiliki rumah. Saya pikir itu karena pergeseran preferensi. Contohnya, sarjana tidak akan mau menjadi buruh walau pun gaji yang dijanjikan jauh lebih tinggi daripada pekerjaan seperti guru atau pekerjaan kantoran. Jadi, tren seperti ini harus diperhatikan,” tekannya.
Sementara itu, Yolanda Reyes Presiden EAROPH periode 2020-2022 mengungkapkan rasa kagum atas kepemimpinan Emil dalam EAROPH kali ini. Menurutnya, berkat Emil, EAROPH kali ini berjalan sukses setelah sebelumnya sempat tertunda karena pandemi global.
“Selamat, Doktor Dardak, atas pertemuan tiga hari yang sangat luar biasa ini. Dari mulai persiapan hingga pelaksanaannya berjalan lancar. Terima kasih sekali. Dan untuk para peserta dan anak-anak muda, kami membutuhkan kalian di EAROPH. Agar bersama-sama, kita bisa menciptakan lingkungan yang lebih baik bagi masyarakat dan dunia,” ungkap Yolanda.
Sebagai informasi, EAROPH ke-29 akan dilaksanakan di Ibu Kota Pakistan, Islamabad yang dijuluki salah satu kota terindah dunia pada 2024.(lta/rid)