Nilai tukar kurs rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Selasa sore menguat tipis seiring dolar Amerika Serikat (AS) yang mulai rentan koreksi.
Rupiah ditutup menguat enam poin atau 0,04 persen ke posisi Rp15.124 dibandingkan posisi pada penutupan perdagangan sebelumnya Rp15.130 per dolar AS.
“Rupiah menguat oleh koreksi pada dolar AS dengan pulihnya sentimen risk on, meningkatkan permintaan pada aset dan mata uang berisiko,” kata Lukman Leong Analis DCFX Futures, seperti dikutip Antara, Selasa (27/9/2022).
Indeks dolar AS yang mengukur kekuatan dolar AS terhadap enam mata uang utama lainnya tampak melemah 0,41 persen ke level 113,6.
“Dolar AS sendiri terlihat sudah overbought dan rentan koreksi, dengan pelaku pasar menantikan lebih banyak data dan petunjuk, terutama menantikan data PDB final AS hari Kamis dan inflasi PCE AS Jumat ini,” ujar Lukman.
Indeks dolar mencapai level tertinggi baru dua dekade. Indeks dolar melonjak 0,81 persen menjadi 114,1 pada akhir perdagangan Senin (26/9/2022) lalu.
The Fed kembali menaikkan suku bunga acuan sebesar 75 basis poin pada September ini, melanjutkan langkah serupa dari bulan Juni dan Juli lalu. The Fed juga mengindikasikan masih akan ada kenaikan suku bunga hingga akhir 2022 sebagai upaya bank sentral untuk menekan inflasi yang tinggi di Negeri Paman Sam.
Target suku bunga kebijakan The Fed sekarang berada di level tertinggi sejak 2008 ke kisaran 4,25-4,5 persen pada akhir tahun ini dan berakhir pada 2023 di 4,5-4,75 persen.
Rupiah pada pagi hari dibuka melemah ke posisi Rp15.135 per dolar AS. Sepanjang hari rupiah bergerak di kisaran Rp15.122 hingga Rp15.174 per dolar AS.
Sementara itu kurs Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR) Bank Indonesia pada Selasa melemah ke posisi Rp15.155 dibandingkan posisi hari sebelumnya Rp15.119 per dolar AS. (ant/des/ipg)