Nilai tukar (kurs) rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada awal pekan melemah di tengah ekspektasi bank sentral Amerika Serikat The Federal Reserve (The Fed) akan menaikkan suku bunga.
Pagi ini, rupiah melemah 7 poin atau 0,04 persen ke posisi Rp15.600 per dolar AS daripada saat penutupan perdagangan sebelumnya Rp15.593 per dolar AS.
Revandra Aritama Analis Indonesia Commodity and Derivatives Exchange (ICDX) saat dihubungi Antara di Jakarta pada Senin (26/12/2022), mengatakan bahwa saat ini sentimen dari AS terkait inflasi sudah lebih rendah dari sebelumnya.
“Data personal consumer expenditure yang turun dari nilai sebelumnya, sejalan dengan CPI, menunjukkan inflasi AS sudah mulai membaik,” ujar Revandra.
Indeks harga pengeluaran konsumsi pribadi atau personal consumer expenditure (PCE) menjadi pengukur inflasi pilihan bank sentral AS The Fed, naik sebesar 0,1 persen bulan lalu setelah naik 0,4 persen pada Oktober.
“Walaupun begitu The Fed disebut belum yakin dengan penurunan ini sehingga berpeluang untuk terus menahan kenaikan suku bunga untuk melawan inflasi,” kata Revandra.
The Fed diperkirakan akan menaikkan suku bunga hanya 25 bps pada Januari setelah beberapa kenaikan besar.
Dalam tahun yang brutal bagi pasar global, dolar telah melonjak hampir 9 persen karena The Fed secara agresif menaikkan suku bunga untuk menjinakkan inflasi.
Namun, indeks dolar turun lebih dari 8 persen sejak mencapai level tertinggi 20 tahun pada September, karena penurunan tajam inflasi AS yang meningkatkan harapan bahwa The Fed akan segera mengakhiri siklus pengetatannya.
Rupiah melemah 10 poin atau 0,06 persen ke posisi Rp15.593 per dolar AS pada Jumat (23/12/2022), daripada saat penutupan perdagangan sebelumnya Rp15.583 per dolar AS.(ant/tik/rst)