Jumat, 22 November 2024

Rupiah Melemah 23 Poin, Dolar AS Naik ke Level Tertinggi karena Komentar Hawkish The Fed

Laporan oleh Dhafintya Noorca
Bagikan
Ilustrasi Rupiah. Foto: Pixabay

Nilai tukar (kurs) rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Rabu (6/4/2022) pagi melemah 23 poin atau 0,16 persen ke posisi Rp14.371 per dolar AS dibandingkan posisi pada penutupan perdagangan sebelumnya Rp14.348 per dolar AS.

Sementara untuk Dolar AS, Antara melaporkan, mencapai level tertinggi dalam hampir dua tahun pada akhir perdagangan Selasa (Rabu pagi WIB), terangkat komentar hawkish para pejabat Federal Reserve yang mendorong pengurangan cepat dalam neraca bank sentral yang membengkak, dengan salah satu dari mereka mengungkapkan keterbukaan terhadap kenaikan suku bunga besar dan kuat setengah poin persentase.

Indeks dolar yang mengukur greenback terhadap enam mata uang utama lainnya juga ikut naik setinggi 99,526, tertinggi sejak akhir Mei 2020. Terakhir naik 0,5 persen di 99,498.

Lael Brainard Gubernur Fed, yang biasanya membuat kebijakan Fed yang lebih dovish, mengatakan pada Selasa (5/4/2022) bahwa dia mengharapkan kenaikan suku bunga metodis dan pengurangan cepat pada neraca Fed hampir 9 triliun dolar AS untuk membawa kebijakan moneter AS ke posisi yang lebih netral akhir tahun ini. Pengetatan lebih lanjut akan mengikuti sesuai kebutuhan.

Presiden Fed Kansas City, Esther George, anggota pemungutan suara Komite Pasar Terbuka Federal (FOMC), dalam sambutannya pada Selasa mendukung run-off cepat dari neraca Fed, dan juga mengatakan bahwa “50 basis poin akan menjadi pilihan. yang harus kita pertimbangkan.”

“Pergerakan dolar terutama merupakan fungsi dari komentar hawkish Brainard hari ini. Dia sangat jelas dalam dua hal,” kata Erik Nelson, ahli strategi makro di Wells Fargo Securities di New York.

“Pertama, The Fed ingin mengurangi neraca cukup agresif dan jauh lebih cepat daripada siklus terakhir. Dan kedua, The Fed benar-benar terbuka untuk kenaikan 50 basis poin dan dapat melakukannya kapan saja selama beberapa pertemuan berikutnya. Ini adalah jenis bahasa yang tidak Anda lihat dari banyak pejabat Fed, terutama Brainard,” tambah Nelson.(ant/dfn/rst)

Berita Terkait

Surabaya
Jumat, 22 November 2024
31o
Kurs