Para pedagang di sekitar Masjid Sunan Ampel mengaku mengalami peningkatan penjualan setelah Kota Surabaya berstatus PPKM Level 1 di awal bulan Ramadan tahun ini.
Satu di antaranya adalah Rosida, pemilik Toko Banjar. “Sebelum Ramadan kemarin sudah lumayan ada beberapa yang ziarah. Pengunjung pasar juga lumayan,” kata Rosida saat ditemui suarasurabaya.net, Minggu (3/4/2022).
Rosida berharap pandemi segera selesai agar dia dan rekan-rekan pedagang bisa berjualan dengan normal tanpa dijaga Satpol PP.
“Alhamdulilah sudah mulai normal. Semoga nanti di pertengahan ramadan, pengunjung semakin banyak seperti tahun-tahun sebelum pandemi,” harapnya.
Namun, perempuan paruh baya ini tidak berkenan membeberkan besaran omzet sebelum dan saat pandemi. “Itu rahasia perusahaan,” ujarnya.
Penjual asal Banjarmasin ini hanya bercerita, bahwa sebelum pandemi, ia sempat mendapat beberapa pelanggan dari Palembang, Riau dan Malaysia.
“Kalau dulu orang-orang Palembang, Riau itu kalau beli suka nya dalam jumlah banyak. Untuk oleh-oleh. Dari Malaysia juga sempat. Tapi Sekarang sudah jarang. Sekarang orang beli pada nawar,” imbuhnya.
Hal senada juga diungkapkan oleh Yaser Abdul salah satu penjual parfum bibit yang sudah berjualan sejak 2015.
“Ya sudah lumayan lah. Sejak dibuka sudah bisa napas sedikit,” katanya.
Menurut Yaser, beberapa bulan saat dilakukan penyekatan untuk mengurangi penularan Covid-19 dirinya sempat beberapa minggu tidak mendapat pemasukan samasekali.
“Toko-toko ditutup, orang-orang pun takut mau beli keluar. Peziarah juga tidak ada,” terangnya.
Yaser mengamini bahwa pendapatan terbesar justru didapat dari peziarah dari luar kota ketimbang kunjungan masyarakat lokal.
“Mereka biasanya beli untuk oleh-oleh. Kebanyakan yang beli memang peziarah yang dari luar kota. Makanya, saya senang dengan pelonggaran ini. Semoga mulai banyak peziarah yang ke sini dan beli dari kami, ” ungkapnya.
Yaser menyebut kondisi pasar belum sepenuhnya pulih namun ia tetap berharap, kondisi perekonomian lekas membaik.
“Belum bisa dikatakan pulih sepenuhnya lah, tapi sudah alhamdulillah. Daya beli masyarakat juga mungkin belum baik. Sembako naik, minyak mahal, LPG juga nanti katanya naik. Tapi yang penting sudah buka lagi, ” ungkapnya.
Sementara Zubedah, penjual nasi bebek goreng di parkiran Masjid Ampel mengaku senang karena dirinya bisa berjualan tanpa dibatasi jam buka.
“Sekarang alhamdulilah bisa buka sampai sahur. Kemarin PPKM cuma bisa jual sampai jam sembilan malam. Sudah di urak-urak (di arahkan untuk menutup dan membereskan dagangannya),” kata Zubedah. (tha/iss)