Rhenald Kasali Ekonom Universitas Indonesia menilai saat ini Indonesia sedang menuju cashless society dengan pertumbuhan uang elektronik mencapai 42,6 persen.
“Semua transfer perbankan sudah ke arah digital. Transfer cash sudah jauh berkurang. Semua adalah angka dan bergerak cepat,” ujarnya dalam program Wawasan di Radio Suara Surabaya, Selasa (2/8/2022).
Menurut Rhenald, kemudahan bertransaksi dalam perjalanan menuju cashless society juga akan mempercepat pertumbuhan ekonomi. Satu di antaranya menjadi peluang bagi UMKM untuk menjadi omni channel, melayani penjualan offline dan online.
“Makin ke sini makin mudah. Terutama sejak Bank Indonesia mengeluarkan QRIS. Ada beragam fitur untuk transaksi dan pengaplikasiannya mudah. Ditambah semasa pandemi banyak orang yang khawatir menyimpan uang fisik, akhirnya pakai kartu,” kata Founder Rumah Perubahan ini.
Bahkan, bukan tidak mungkin peralihan cara transaksi yang lebih ramah lingkungan ini membuat Peruri berevolusi. “Kalau semua beralih ke digital, kiamatnya bukan hanya uang kartal. Peruri akan berevlolusi. Bank Indonesia sudah berubah dengan elemen QRIS. Satu berubah, mindset berubah. Bukan hanya fisik,” ujarnya.
Meski demikian, transaksi digital juga memiliki beberapa kekurangan. Misalnya rawan pencurian data pribadi, ketergantungan pada jaringan internet, sampai godaan belanja yang semakin tinggi.
“Ada alat pembayaran global yang sempat diblokir. Padahal banyak digunakan oleh mereka yang melakukan transaksi internasional. Itu salah satu kekurangan kalau bergantung pada satu alat pembayaran,” kata Rhenald.
Selain itu, ancaman perang antarnegara, persaingan China dan Taiwan sebagai produsen microchip terbesar, dan kabel terputus juga mengancam transaksi digital.
Hal lainnya, ponsel yang digunakan masyarakat Indonesia sangat beragam. Ada yang masih 2G, 3G, atau simcard belum diganti ke 4G.
Dengan segala peluang dan tantangannya, Rhenald memprediksi 15 tahun ke depan 90 persen masyarakat Indonesia sudah cashless society.
“Jangan ketinggalan. Semua orang harus punya cashless. Kita akan sengsara kalau tidak punya akses ke sana,” kata dia.
Rhenald juga mengingatkan agar masyarakat tidak sembarangan memberikan data pribadi, terutama saat berselancar di media sosial. Selain itu jangan hanya bergantung pada salah satu alat pembayaran.(iss)