Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan (DPKH) Kabupaten Malang menyatakan bahwa sejumlah relawan menggunakan eco enzyme dalam upaya untuk menangani wabah Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) di wilayah tersebut.
Nurcahyo Plt Kepala Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan (DPKH) Kabupaten Malang, di Kabupaten Malang, Jumat mengatakan bahwa penggunaan eco enzyme memang belum diprogramkan oleh pemerintah daerah.
“Untuk penggunaan eco enzyme, itu dilakukan para relawan dengan salah satu universitas. Dilakukan untuk pengobatan PMK di sejumlah wilayah. Namun, kami belum memprogram penggunaan eco enzyme itu untuk PMK,” kata Nurcahyo seperti dilaporkan Antara.
Nurcahyo menjelaskan, sejumlah wilayah yang menggunakan eco enzyme sebagai sarana pengobatan untuk hewan ternak yang terpapar PMK tersebut, diantaranya adalah Kecamatan Ngantang, Kecamatan Pujon dan Kecamatan Kasembon.
Menurutnya, berdasarkan laporan yang ia terima dari para relawan tersebut, hewan ternak yang terpapar PMK dan diberikan pengobatan eco enzyme itu kondisinya membaik dan ada juga yang sembuh.
“Kami sejauh ini sebatas mendapatkan informasi terkait penggunaan eco enzyme. Kalau yang dilaporkan kepada kami, sapi-sapi yang terkena PMK sembuh usai menggunakan eco enzyme,” katanya.
Ia menambahkan, memang belum ada data yang jelas terkait sejauh mana manfaat penggunaan eco enzyme untuk menyembuhkan hewan ternak yang terjangkit PMK. Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan membutuhkan laporan mendetil terkait hal itu.
“Eco enzyme itu kita belum tahu sejauh mana manfaatnya. Kalau kami harus formal, karena ada obat-obatan,” ujarnya.
Selain penggunaan eco enzyme, lanjutnya, ada juga masyarakat yang menggunakan sejumlah tanaman obat atau yang biasa dikenal dengan empon-empon oleh masyarakat.
Dinas terkait, juga terus melakukan edukasi kepada peternak terutama terkait dengan kebersihan kandang hewan ternak untuk meminimalisasi risiko penyebaran PMK, termasuk juga melakukan penyemprotan kandang dengan desinfektan.
“Selain eco enzyme, ramuan herbal juga bisa sembuh. Seperti tanaman obat atau rempah yang biasa dikenal dengan empon-empon,” katanya.
Ia menambahkan, saat ini jumlah sapi yang terpapar PMK di wilayah Kabupaten Malang mencapai 7.557 ekor. Berdasarkan catatan, tingkat kesembuhan hewan ternak yang terjangkit wabah PMK mencapai 80-90 persen.
“Yang terkena PMK sampai saat ini, 7.557 ekor sapi dan yang sembuh mayoritas, 80-90 persen,” katanya.
Saat ini, lanjutnya, Pemerintah Kabupaten Malang juga masih menunggu pasokan vaksin PMK dari pemerintah pusat yang nantinya akan didistribusikan kepada Pemerintah Provinsi Jawa Timur sebelum dipasok ke sejumlah daerah.
“Kami masih menunggu. Kami juga telah melakukan komunikasi untuk diprioritaskan agar mendapatkan vaksin, karena banyak hewan ternak yang terpapar PMK,” katanya.
Pada tahap pertama, pemerintah akan mengadakan vaksin sebanyak 800 ribu dosis dan pada tahap berikutnya sebanyak 2,2 juta dosis. Pada 12 Juni 2022, ada kurang lebih sebanyak 10 ribu vaksin yang telah tiba dan mulai didistribusikan oleh pemerintah.(ant/iss)