Sabtu, 23 November 2024

Rekam Jejak Realisasi Investasi Jepang di Indonesia Mencapai 70 Persen dari Komitmen

Laporan oleh Farid Kusuma
Bagikan
Joko Widodo Presiden RI beserta delegasi Indonesia melakukan pertemuan bilateral dengan Kishida Fumio Perdana Menteri (PM) Jepang, di Kota Tokyo pada Rabu (27/7/2022). Foto: Biro Pers Setpres

Kunjungan Joko Widodo Presiden RI bersama Airlangga Hartarto Menteri Koordinator bidang Perekonomian ke Jepang, membuahkan komitmen investasi yang cukup signifikan.

Komitmen investasi dari Jepang, biasanya diikuti dengan realisasi yang baik, sekitar 70 persen dari komitmen.

Fithra Faisal Hastiadi pakar ekonomi dari Universitas Indonesia mengungkapkan, realisasi komitmen tersebut sangat tergantung pada kesigapan Pemerintah, terutama dalam kinerja birokrasi.

Menurutnya, Jepang adalah negara dengan rekam jejak cukup baik dalam hal investasi di Indonesia. Selama ini, hubungan investasi antara Indonesia dan Jepang tidak mengalami permasalahan, bahkan 70 persen dari komitmen investasi berhasil diwujudkan.

“Jepang itu kalau komitmen investasi, raya-rata realisasinya mencapai 70 persen. Semisal 10 komitmen, 7 yang bisa realisasi. Artinya, selama ini hubungan Indonesia dan Jepang dalam konteks investasi tidak mengalami permasalahan realisasi yang mandek,” ujarnya di Jakarta, Jumat (29/7/2022).

Masalah realisasi, lanjut Fithra, justru kerap terjadi pada investasi dari China. Dia mengungkapkan realisasi investasi China hanya sekitar 30 persen.

Makanya, dia mendorong Pemerintah Indonesia berupaya lebih untuk mewujudkan komitmen investasi dari China.

“China itu dalam beberapa tahun ke belakang, dari 10 mungkin cuma 3 yang terealisasi. Persoalan investasi bukan dengan Jepang, tapi dengan China. Bagaimana kemudian bisa menaikkan persentase realisasi investasinya,” ungkapnya.

Lebih lanjut, Fithra menyebut hal yang perlu dilakukan Indonesia sekarang adalah memperbesar persentase realisasi investasi Jepang.

“Jepang sebagai partner yang tradisional tentunya juga perlu untuk digaet komitmennya, supaya realisasinya lebih tinggi lagi,” tambahnya.

Sebelumnya, Airlangga Hartarto Menteri Koordinator bidang Perekonomian mengungkapkan, investasi terbesar saat ini berasal dari Mitsubishi Motors Corporation (MMC).

“MMC telah menginvestasikan Rp11,3 triliun hingga akhir 2021 untuk seluruh pabrik MMC di Indonesia. Targetnya, MMC akan menginvestasikan sekitar Rp10 triliun mulai 2022 sampai 2025,” katanya.

Selain itu, ada juga komitmen dari Toyota Motor Corporation (TMC) dalam lima tahun ke depan (2022-2026) untuk menambah investasi sebanyak Rp27,1 triliun.

Sementara itu, Esther Sri Astuti Direktur Program Institute for Development of Economics and Finance (INDEF) mengatakan, masih sering mendengar keluhan investor tentang kesulitan berinvestasi di Indonesia.

“Mereka ada keluhan, regulasi masih berbelit, pemerintah memberikan insentif pajak, masih tidak tahu caranya, prosedurnya mengklaim, itu belum clear, tidak jelas,” ucapnya.

Beberapa indikator dari Ease of Doing Business yang masih dianggap merah di Indonesia, misalnya prosedur untuk memulai bisnis masih lama dan berbelit, lebih 100 hari, trading cross border belum ada kemajuan.

Regulasi yang berbelit, insentif yang tidak jelas, tentunya membuat investor enggan masuk ke indonesia. Terlebih disituasi krisis dan ada ancaman resesi.

“Kalau mau jadi investor, saya tidak mau melayang sia-sia. Saya tentu cari bisnis yang prospeknya bagus dan ada kepastian hukum,” jelas Esther.

Sebetulnya, lanjut Esther, Indonesia punya potensi besar untuk bisnis dan investasi.

“Indonesia ada potensi besar, kita lihat kasat mata, pasar besar, SDA melimpah, tenaga kerja murah, itu tidak dipunyai oleh Singapura, China punya tetapi tidak semua SDA dia punya,” tuturnya.

Berdasarkan data Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), realisasi investasi di Indonesia hingga semester I-2022 mencapai Rp584,6 triliun, dari target yang ditetapkan Jokowi Presiden Rp1.200 triliun.

Investasi asing atau Penanaman Modal Asing (PMA) sekitar 53,1 persen dari total realisasi investasi sepanjang semester I-2022, nilainya Rp310,4 triliun.

Sementara, Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) sebanyak 46,9 persen dari total realisasi investasi, dengan nominal Rp274,2 triliun.

Dari lawatan Jokowi Presiden dan rombongan ke China, Jepang dan Korea Selatan, komitmen investasi yang berhasil dibawa ke Indonesia nilainya mencapai Rp175 triliun.(rid/faz)

Berita Terkait

Surabaya
Sabtu, 23 November 2024
34o
Kurs