Jumat, 22 November 2024

RCEP Bisa Jadi Modal Indonesia Memimpin ASEAN Tahun 2023

Laporan oleh Farid Kusuma
Bagikan
Jokowi Presiden melepas pengiriman ekspor pertanian secara virtual dari Istana Bogor, Jawa Barat, Sabtu (14/8/2021). Foto: biro pers setpres

Deni Friawan Peneliti Departemen Ekonomi CSIS menilai, pengesahan perjanjian dagang internasional Regional Comprehensive Economic Partnership (RCEP) oleh DPR RI modal besar buat Indonesia menjelang kepemimpinan ASEAN tahun depan.

“Ratifikasi RCEP merupakan modal yang bagus untuk kepemimpinan Indonesia di ASEAN tahun depan. Indonesia bisa menunjukkan komitmennya dan menjalankan apa yang telah diusulkan serta disepakati bersama,” ujarnya di Jakarta, Rabu (31/8/2022).

Skema RCEP merupakan perjanjian perdagangan bebas yang mencakup 10 negara ASEAN dan 5 negara mitra ASEAN, yaitu Republik Rakyat Tiongkok, Jepang, Korea Selatan, Australia, dan Selandia Baru.

Adanya RCEP, lanjut Deni, bukan berarti otomatis memberikan dampak yang besar terhadap peningkatan ekspor produk Indonesia ke negara-negara anggota RCEP.

Karena, sebelum RCEP, ada tarif masuk produk-produk Indonesia ke negara-negara tersebut sudah sangat rendah.

“Sebelumnya memang sudah ada bilateral FTA antara Indonesia dengan negara-negara tersebut atau FTA melalui kerangka ASEAN+3 atau ASEAN+6 yang membuat tarif sudah rendah. Adanya RCEP akan membantu menyederhanakan aturan Rules of Origin (ROO) yang telah ada,” imbuhnya.

Sedangkan kaitannya dengan windfall profit ekspor yang diperkirakan akan selesai tahun depan, Deni menyebut RCEP akan membawa keuntungan.

“Pengaruh RCEP akan terbatas karena Indonesia ekspor bahan mentah saja, yang memang tarifnya sudah rendah. Meski pun demikian, RCEP diharapkan bisa membantu mengkompensasi penurunan ekspor dari komoditas kalau tahun depan harga-harga komoditas menurun akibat pelemahan pertumbuhan ekonomi global,” jelasnya.

Sebelumnya, Airlangga Hartarto Menteri Koordinator bidang Perekonomian bilang, RECP akan menyokong pertumbuhan ekonomi nasional khususnya dari sisi ekspor.

“Persetujuan RCEP diperkirakan dapat meningkatkan PDB Nasional 0,07 persen di tahun 2040 dengan kenaikan ekspor mencapai USD 5,01 miliar dan surplus perdagangan juga bisa diperkirakan naik 2,5 kali lipat,” tegasnya.

Sementara itu, Yose Rizal Damuri Direktur Eksekutif Center for Strategic and International Studies (CSIS) mengungkapkan, Indonesia harus mampu melanjutkan rekam jejak positif dalam keketuaan ASEAN.

“Dulu waktu Indonesia jadi Ketua ASEAN selalu ada terobosan atau breakthrough, menginisiasi dari program besarnya,” ucap Yose.

Indonesia pernah menjadi Ketua ASEAN tahun 2003 dan 2011. Waktu itu, Indonesia mengusulkan pembentukan komunitas ASEAN atau ASEAN Community yang mencakup bidang ekonomi, sosial, budaya serta keamanan.

“2003, Indonesia menjadi Ketua ASEAN lalu keluar inisiatif yang namanya ASEAN Community. Yang sekarang kita kenal dengan ASEAN Political-Security Community, ASEAN Economic Community, ASEAN Socio-Cultural Community,” paparnya.

Pada tahun 2011, Indonesia juga mengusulkan Regional Comprehensif Economic Partnership (RCEP).

Kesepakatan itu disetujui DPR RI dalam sidang paripurna tanggal 30 Agustus 2022.

“RCEP yang baru diratifikasi itu juga diinisiasi Indonesia saat menjadi Ketua ASEAN tahun 2011. Indonesia yang membawa ide tersebut ke ASEAN,” lanjutnya.

Terkait hal itu, Sugiyono Madelan Ibrahim Ekonom Institute for Development of Economics and Finance (Indef) menilai posisi Ketua ASEAN tahun 2023 akan membawa banyak manfaat buat Indonesia.

Menurutnya, peran vital yang dimainkan Indonesia antara lain menjaga stabilitas kawasan dan geopolitik.

Kondisi kawasan sekarang tengah memanas seiring ketegangan di Laut Natuna, perseteruan antara Taiwan dan Tiongkok, serta hubungan Korea Utara dan Jepang.

Sebagai Ketua ASEAN 2023, Indonesia diharapkan mampu menetralisir sejumlah konflik atau ketegangan di kawasan.

“Paling besar yang geopolitik. Posisinya strategis dan kerja sama yang lain itu kalau bertemu bisa bicara tentang perkreditan, perbankan, investasi, dan segala macam. Sebagai ketua sepatutnya bisa mengatasi persoalan yang tidak perlu terjadi,” tegasnya.

Selain itu, Indonesia juga bisa berperan dalam kerja sama ASEAN dalam menghadapi krisis ekonomi dan krisis pangan yang diprediksi terjadi tahun depan.

“Jadi diperkirakan tahun depan terjadi krisis ekonomi dan krisis pangan dunia. Situasi akan sulit. Itu adalah kesempatan Indonesia sebagai Ketua ASEAN melakukan hubungan kerja sama di antara negara ASEAN, baik di sektor pangan dan sebagainya,” pungkasnya.(rid/ipg)

Berita Terkait

Surabaya
Jumat, 22 November 2024
36o
Kurs