Perusahaan Listrik Negara (Persero) mendukung program pemerintah net zero emissions atau nol emisi karbon 2060 mendatang. Salah satu langkah yang digalakkan, yakni mengajak masyarakat berganti kendaraan listrik.
Adi Priyanto Direktur Distribusi PT PLN (Persero) memaparkan, langkah peralihan kendaraan BBM menuju listrik itu justru menguntungkan masyarakat dari sisi ekonomi. Menurutnya, penggunaan kendaraan listrik lebih hemat enam kali lipat.
“Satu liter itu setara dengan satu Killowatt-hour (KWh). Satu liter bensin sekarang Rp10 ribu, pertalite subsidi. Sementara satu KWh seekitar 1.500. Hematnya itu Rp10.000 dibanding Rp1.500,” kata Adi pada awak media di Kantor PLN UID Jatim di Sirabaya, Sabtu (29/10/2022).
Menurut Adi, itu satu dari empat alasan kenapa harus mendukung program pemerintah.
Sementara bagi masyarakat Jawa Timur (Jatim), Gubernur Jatim sudah menerbitkan SE Nomor 671 Tahun 2022 tentang penggunaan kendaraan bermotor listrik berbasis baterai (KBLBB) dan kompor induksi di wilayahnya.
Surat Edaran itu, sebagai bentuk nyata mendukung Perpres Nomor 55 Tahun 2019 tentang Program Kendaraan Bermotor Listrik Berbasis Baterai (Battery Electric Vehicle) Untuk Transportasi Jalan.
“Saya apresiasi ke Gubernur Jatim, sudah menerbitkan, mengimbau penggunaan kendaraan listrik sehari-hari untuk dinas juga menjadi platform untuk sosialisasi pada masyarakat Jatim, bahwa peduli pada lingkungan itu penting. Dengan menggunakan kendaraan listrik mobil atau motor tentu sangat membantu menurunkan emisi CO2, emisi karbon di lingkungan Jatim,” imbuhnya.
Selain itu, menurutnya peralihan kendaraan BBM menjadi listrik itu akan mengurangi impor pemerintah, karena saat ini separuh kebutuhan minyak dalam negeri harus dipasok dari luar.
“Membantu pemerintah mengurangi impor. kira-kira sekarang hanya separuh kebutuhan minyak dalam negeri yang bisa diproduksi dalam negeri. Sisanya impor. Untuk mengurangi impor tentunya menghemat devisa kita, dengan menggunakan kendaraan listrik,” terangnya lagi.
“Dalam hal ini, PLN sebagai sarana infrastruktur menyediakan listriknya,” lanjut Adi.
Selain hemat biaya, waktu yang diperlukan untuk mengisi daya kendaraan juga menurut Adi, efektif. Jumlah jarak tempuh rata-rata total kendaraan mobil listrik 300-350 kilometer, bisa diisi daya penuh dengan rentang waktu enam sampai delapan jam.
“Dipakai dalam kota saja, seminggu tidak habis. Misal volume pengisiannya 35-36 KWh sama dengan 36 liter bisa sampai 360 kilometer. Motor listrik juga 35-40 kilometer, sekali ngecas full. Malamnya dicas, pagi bangun bisa diputar-putar,” pungkas Adi.
Mengenai kesiapan infrastrukturnya, Adi mengaku PLN siap mengakomodir permintaan listrik seiring meningkatnya pengguna kendaraan listrik.
“Infrastruktur sangat siap, jaringan tersebar di mana-mana. Kapasitas kami sekarang juga ada beberapa reserve margin kita yang cukup untuk bisa menyediakan berapa pun SPKLU yang dibutuhkan,” terangnya. (lta/bil/iss)