Perusahaan Listrik Negara Unit Induk Distribusi (PLN UID) Jawa Timur, PT Tjiwi Kimia dan PT Sasa Inti melakukan penandatanganan kerjasama Progressive Captive Power Acquisition and Renewable Energy Certificate.
Lasiran, General Manager PLN UID Jawa Timur menjelaskan melalui perjanjian kerjasama tersebut, PT Tjiwi Kimia telah berhasil mengurangi pemakaian dari pembangkit sendiri sebesar 30 MegaWatt (MW) dari total kapasitas 230 MW dengan berlangganan PLN daya 100 MegaVolt Ampere (MVA) dan durasi kerjasama menjadi tiga tahun dari sebelumnya hanya satu tahun.
Sementara PT Sasa Inti dengan berlangganan PLN 25 MVA akan mengurangi penggunaan pembangkit sendiri sebesar 6 MW dari total kapasitas 12 MW selama satu tahun.
“Langkah ini merupakan kelanjutan kerja sama PLN dan PT Tjiwi Kimia pada program Incentive Captive Acquisition atau akuisisi beban listrik sejak tahun 2021. Melalui layanan ini, pelanggan yang memiliki captive power untuk memenuhi kebutuhan listrik, dapat beralih untuk mendapatkan pasokan listrik secara penuh dari PLN,” jelas Lasiran, Kamis (19/5/2022).
Melalui layanan captive power acquisition, pelanggan yang bersedia mengalihkan penggunaan listrik mandiri dari pembangkitnya ke listrik PLN akan mendapatkan insentif tarif listrik sekaligus keandalan pasokan listrik secara penuh dari PLN.
“Peningkatan kerja sama antara PLN dan PT Tjiwi Kimia serta PT Sasa Inti ini merupakan bukti dari kualitas pelayanan yang prima dari PLN untuk pelanggan industri di Jawa Timur. PLN siap mendukung pertumbuhan sektor industri dengan kecukupan daya mampu sistem sebesar 10.138 MW dengan cadangan sebesar 3.258 MW,” ujarnya.
Wanhar, Direktur Pembinaan Program Ketenagalistrikan DJK, menyampaikan bahwa layanan Captive Power merupakan inovasi PLN menjawab tantangan surplus kondisi kelistrikan dan keinginan untuk mendukung tumbuhnya perekonomian melalui sektor industri, sharing produktivitas dan peningkatan efisiensi.
“Inovasi PLN ini mengedepankan win win solution, artinya bagi pelaku industri dapat meningkatkan efisiensi biaya produksi, mengurangi faktor emisi karbon dibanding menggunakan pembangkit pelanggan, akan memberikan dukungan pula untuk penggunaan energi bersih. Yang utama, pelanggan dapat lebih fokus mengelola bisnisnya. Bagi pemerintah pun akan meningkatkan daya saing industri dan pertumbuhan ekonomi,” terang Wanhar.
Gijan Ongkoredjo, Direktur Utama Tjiwi Kimia menyatakan kerjasama ini merupakan salah satu wujud sinergi nyata antara PLN dengan industri bubur kertas dan kertas, dalam rangka percepatan pertumbuhan ekonomi dan ketahanan industri dalam negeri pasca pandemi.
Dalam kesempatan yang sama, PT Tjiwi Kimia turut berkomitmen mendukung penggunaan green energy melalui pembelian Renewable Energy Certificate (REC) PLN selama dua tahun sebanyak 174.285 unit. Pencapaian ini kedepannya akan digunakan untuk mengembangkan kapasitas pembangkit EBT di Indonesia guna mencapai target nasional energi terbarukan sebesar 23 persen pada tahun 2025. (man/ipg)