Jumat, 22 November 2024

Pemerintah Optimistis Bisa Menjaga Inflasi Pangan Di Bawah Lima Persen

Laporan oleh Farid Kusuma
Bagikan
Ilustrasi - Proses bongkar muat beras di Gudang Bulog Divisi Regional Jawa Timur, Buduran. Foto: dok. suarasurabaya.net

Airlangga Hartarto Menteri Koordinator bidang Perekonomian mengatakan, Pemerintah terus berupaya menjaga inflasi termasuk inflasi pangan akibat kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM).

“Inflasi diperkirakan akan naik di bulan September, dan berbagai pengalaman dalam kenaikan BBM, inflasi cenderung turun dalam 3-4 bulan berikutnya. Tentunya dengan berbagai program dan pemberian subsidi bantuan untuk sektor transportasi, dengan dana Biaya Tak Terduga (BTT) dan 2 persen Dan Transfer Umum (DTU), Pemerintah optimistis inflasi pangan bisa ditekan di bawah lima persen,” ujarnya lewat keterangan resmi, Kamis (22/9/2022).

Ketua Umum Partai Golkar itu menambahkan, Pemerintah terus melakukan upaya ekstra untuk menekan inflasi pangan di kisaran 3-5 persen.

“Kami akan terus menekan inflasi volatile food untuk mencapai komitmen awal pada HLM TPIP (High Level Meeting Tim Pengendalian Inflasi Pusat (HLM TPIP) Maret lalu yang targetnya 3-5 persen. Kalau dilihat secara regional dari 90 kota IHK, ada 66 kota IHK yang realisasi inflasinya di atas nasional. Dan kerja sama antardaerah guna menekan inflasi akan terus didorong demi menjaga stabilitas harga di masyarakat,” tegasnya.

Dwi Andreas Santosa Pakar Pertanian Institut Pertanian Bogor (IPB) menilai upaya Pemerintah untuk menekan angka inflasi pangan di bawah lima persen masuk akal, dan bisa dilakukan.

Menurutnya, kenaikan harga beras memang akan menjadi faktor utama kenaikan inflasi. Tapi, seiring kenaikan harga beras, harga komoditas pangan lain justru menunjukkan tren penurunan.

“Yang nanti akan sangat mempengaruhi inflasi pangan sudah tentu harga beras. Walau harga beras meningkat, tapi harga-harga pangan yang lainnya sudah mengalami penurunan,” ujarnya kepada wartawan, Kamis (22/9/2022).

Dia melanjutkan, kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) memang menjadi faktor penting yang mengerek inflasi. Sedangkan di sektor pertanian, kenaikan harga BBM bersubsidi dampaknya tidak terlalu signifikan.

“Untuk sektor pertanian, BBM digunakan untuk apa saja dan itu berapa kira-kira kontribusinya? Sehingga, kalau dihitung sedetail itu, mungkin kontribusinya tidak begitu besar juga,” imbuh Dwi Andreas.(rid)

Berita Terkait

Surabaya
Jumat, 22 November 2024
36o
Kurs