Sri Mulyani Menteri Keuangan mengatakan bidang kesehatan masih akan menjadi salah satu prioritas belanja pemerintah di tahun anggaran 2023.
Namun tidak seperti tiga tahun sebelumnya di mana pemerintah memfokuskan anggaran kesehatan untuk Covid-19, di tahun depan belanja kesehatan untuk non-Covid yang menjadi prioritas.
“Karena tahun depan diperkirakan Covid tidak lagi menjadi faktor, maka belanja kesehatan yang untuk non-Covid akan menjadi lebih penting. Kalau tahun ini belanja kesehatan yang tidak berhubungan dengan Covid sebesar Rp139 triliun, tahun depan akan dinaikkan menjadi antara Rp193,7 triliun hingga Rp155 triliun,” ujar Menkeu dalam keterangan pers di situs resmi Kemenkeu, dilansir Jumat (15/4/2022).
Menkeu memaparkan, anggaran kesehatan selama 3 (tiga) tahun terakhir ini melonjak karena adanya pandemi Covid-19. Dari semula Rp113 triliun pada tahun 2019 menjadi Rp172 triliun di tahun 2020. Anggaran sebesar Rp52,4 triliun di dalamnya, ungkap Menkeu, untuk belanja yang berhubungan dengan Covid-19.
Kemudian pada tahun 2021, belanja kesehatan melonjak lagi menjadi Rp312 triliun, di mana alokasi sebesar Rp190 triliun adalah untuk penanganan Covid-19. Sementara, tahun 2022 diperkirakan belanja kesehatan mencapai Rp255 triliun, di mana Rp116,4 triliun adalah untuk Covid-19.
Ia menambahkan, kenaikan belanja kesehatan yang tidak berhubungan dengan Covid-19 bertujuan untuk mendukung reformasi di bidang kesehatan yang akan dilakukan oleh Kementerian Kesehatan.
“Terutama dalam memberikan jaminan kesehatan nasional, kemudian meningkatkan kesiapsiagaan kesehatan, mendukung pembangunan sarana prasarana kesehatan, terutama di daerah, dan melakukan peningkatan layanan kesehatan dan penurunan stunting, termasuk penyakit yang merupakan penyakit yang sangat penting untuk diatasi, seperti tuberkulosis,” kata Menkeu.(dfn/faz)