Organda Surabaya Usulkan Kenaikan Tarif Angkutan Umum Seiring Harga BBM

Organisasi Angkutan Darat (Organda) Surabaya mengusulkan kenaikan tarif angkot seiring kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM).

Sonhaji Ketua DPC Organda Surabaya saat dikonfirmasi suarasurabaya.net, mengatakan usulan kenaikan tarif angkutan itu harus dipilih karena kondisi angkutan kota sudah terpuruk, menjadi semakin terpuruk karena harga BBM naik.

“Tidak menutup kemungkinan angkutan kota akan hilang,” ujarnya pada Jumat (9/9/2022), mengutip surat permohonan kenaikan tarif untuk angkutan kota dan taksi argo meter, tertanggal 4 September 2022.

Tarif angkot yang semula Rp5.000 diusulkan naik jadi Rp6.500 per jarak maksimal 15 kilometer. Begitu juga dengan taksi argo meter yang diusulkan dengan batas bawah dan atas berdasarkan tiga komponen. Di antaranya, buka pintu Rp7.500-8.500, drop Rp5.000-6.500, dan waktu tunggu Rp55.000-84.000.

“Berdasarkan Perwali Nomor 43 Tahun 2013, jarak 15 kilometer itu Rp5 ribu, kalau lebih dari itu ditambah Rp1.500 per kilometernya,” imbuhnya.

Menjawab usulan itu, Dinas Perhubungan Kota Surabaya mengatakan akan membahas penyesuaian tarif angkutan umum jenis angkot dan taksi argo.

Sunoto Kepala Bidang Angkutan Dinas Perhubungan (Dishub) Kota Surabaya mengaku, rencana kenaikan tarif angkutan itu baru akan dirapatkan hari ini, Jumat (9/9/2022).

“Betul, rapat besok untuk mengakomodir kenaikan yang wajar dan formula yang baik agar tetap terjangkau oleh masyarakat,” kata Sunoto saat dikonfirmasi, Kamis (8/9/2022).

Rencana itu lanjut Sunoto, menindaklanjuti usulan Organisasi Angkutan Darat (Organda), menyusul kebijakan pemerintah yang menaikkan harga BBM sejak 3 September 2022.

“Ini surat usulan dari Organda baru kita terima dan dalam proses pengkajian. Besok (Jumat) dirapatkan terkait rencana kenaikan tarif angkot tersebut. Kita terima suratnya tanggal 6 September,” imbuhnya. (lta/iss)