Badan Pusat Statistik Jawa Timur merilis Nilai Tukar Petani (NTP) pada Bulan Oktober tahun ini mengalami penurunan sebesar 0,39 persen dari 103,98 menjadi 103,57. Hal itu menandakan kesejahteraan petani kurang mendapat keuntungan.
Penyebab menurunnya NTP karena indeks harga yang diterima petani (It) mengalami penurunan lebih tinggi dibandingkan indeks harga yang dibayar petani (Ib). It turun sebesar 0,52 persen dan Ib turun sebesar 0,12 persen.
Dadang Hardiawan Ketua BPS Jatim menjelaskan faktor penurunan NTP juga disebabkan oleh tiga subsektor yang sedang turun harganya. Antara lain subsektor hortikultura, peternakan, dan perikanan.
“Subsektor hortikultura mengalami NTP terbesar, yaitu 4,81 persen dari 102,13 menjadi 101,01 persen. Kalau peternakan turun 1,10 persen dan perikanan turun 0,01 persen,” kata Dadang waktu memberi keterangan, Selasa (1/11/2022).
Dadang melanjutkan, dalam subsektor hortikultura indeks harga yang diterima petani meliputi komoditas sayur-sayuran, buah-buahan, dan tanaman obat.
Sementara untuk harga yang dibayar petani dalam subsektor holtikultura meliputi konsumsi rumah tangga dan Biaya Produksi dan Penambahan Barang Modal (BPPBM).
Dadang juga menyampaikan apabila terdapat beberapa komoditas mengalami penurunan harga. Terutama seperti harga cabai dan bawang. Bahan tersebut yang menjadi kebutuhan utama dari masyarakat.
Meski bulan ini NTP mengalami penurunan namun jika dibanding dengan Bulan Oktober 2021, perkembangan NTP secara year-on-year mengalami kenaikan sebesar 2,37 persen.
Dari lima provinsi di Pulau Jawa yang melakukan penghitungan NTP pada bulan Oktober 2022, dua provinsi mengalami penurunan NTP dan tiga provinsi mengalami kenaikan.
Dadang menyebut Penurunan NTP terbesar terjadi di Provinsi Jawa Timur sebesar 0,39 persen, diikuti Jawa Tengah sebesar 0,29 persen.
Sedangkan kenaikan terbesar terjadi di Provinsi Banten sebesar 0,40 persen, diikuti Jawa Barat sebesar 0,37 persen dan Daerah Istimewa Yogyakarta sebesar 0,32 persen.
Sementara itu Hadi Sulistyo Kepala Dinas dan Ketahanan Pangan Provinsi Jawa Timur menyampaikan bahwa penurunan NTP di bulan Oktober sampai November dipicu oleh menurunnya harga beberapa komoditas sayuran.
“Contohnya seperti harga aneka cabai dan bawang merah turun. Lebih disebabkan adanya peningkatan luas panen,” ujar Hadi.
Kemudian untuk upaya mengantisipasi penurunan NTP dalam ke depannya pihak Dinas Pertanian Jatim akan mensosialisasikan produk olahan yang harganya turun.
“Sosialisasi produk olahan meningkatkan perdagangan antar daerah dimatangkan secara maksimal dan dimanfaatkan untuk perbenihan,” kata Hadi.(wld/iss)