Jumat, 22 November 2024

Minyak Naik Karena OPEC+ Setujui Pengurangan Produksi Besar-Besaran

Laporan oleh Billy Patoppoi
Bagikan
ilustrasi harga minyak naik. Foto: Pixabay

Harga minyak ke level tertinggi tiga minggu pada akhir perdagangan Kamis (6/10/2022) pagi WIB, karena OPEC+ menyetujui pengurangan produksi besar-besaran sejak pandemi Covid 2019, meskipun pasar ketat dan ada penentangan terhadap pemotongan dari Amerika Serikat dan lainnya.

Mengutip dari Antara, minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman November terdongkrak 1,24 dolar AS atau 1,4 persen, menjadi menetap di 87,76 dolar AS per barel di New York Mercantile Exchange. WTI mencapai posisi tertinggi 88,42 dolar AS per barel selama sesi, tertinggi sejak 15 September.

Minyak mentah berjangka Brent untuk pengiriman Desember bertambah 1,57 dolar atau 1,7 persen, menjadi ditutup di 93,37 dolar per barel di London ICE Futures Exchange. Brent mencapai tertinggi sesi di 93,96 dolar AS per barel, level tertinggi sejak 15 September.

Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak dan sekutunya, yang secara kolektif dikenal sebagai OPEC+, pada Rabu (5/10/2022) kemarin, memutuskan untuk mengurangi produksi sebesar dua juta barel per hari mulai November.

Keputusan untuk memotong didorong “ketidakpastian yang mengelilingi prospek ekonomi dan pasar minyak global,” kata kelompok itu dalam sebuah pernyataan.

“Pemotongan produksi adalah reaksi OPEC+ terhadap penurunan harga dalam beberapa bulan terakhir, akan membantu menyeimbangkan kembali pasar minyak,” tulis Carsten Fritsch analis energi di Commerzbank Research dalam catatannya, Rabu kemarin.

Pemotongan dua juta barel per hari (bph) dari OPEC+ dapat memacu pemulihan harga minyak yang telah turun menjadi sekitar 90 dolar AS, dari 120 dolar AS tiga bulan lalu di tengah kekhawatiran resesi ekonomi global, kenaikan suku bunga AS dan dolar yang lebih kuat.

Kekhawatiran tentang permintaan di tengah meningkatnya risiko resesi dan apresiasi tajam dolar AS menyebabkan harga minyak jatuh pada akhir September ke level terendah sejak Januari.

Minyak telah naik minggu ini untuk mengantisipasi pemotongan, kata Fiona Cincotta analis pasar keuangan senior di City Index seperti dikutip Reuters.

“Dampak nyata dari pemotongan besar (OPEC+) akan lebih kecil, mengingat beberapa anggota gagal mencapai kuota produksi mereka,” tambah Cincotta.

Pedagang juga mencerna data persediaan bahan bakar AS. Badan Informasi Energi AS (EIA) mengatakan bahwa persediaan minyak mentah komersial negara itu turun 1,4 juta barel selama pekan yang berakhir 30 September. Analis yang disurvei oleh S&P Global Commodity Insights memperkirakan pasokan minyak mentah AS menunjukkan penurunan 1,5 juta barel.

Menurut EIA, total persediaan bensin motor turun 4,7 juta barel pekan lalu, sementara persediaan bahan bakar sulingan turun 3,4 juta barel. (ant/bil/rst)

Berita Terkait

Surabaya
Jumat, 22 November 2024
31o
Kurs