Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI)/Indonesia Eximbank sebagai Special Mission Vehicle Kementerian Keuangan RI, membangun kerja sama dengan berbagai pihak untuk mewujudkan kolaborasi yang kontributif dalam rangka mendorong ekspor nasional dan digitalisasi pada pelaku usaha Indonesia guna memperluas akses pasar global.
Kolaborasi tersebut diwujudkan melalui kerjasama dengan Konsulat Jenderal Republik Indonesia (KJRI) di Guangzhou bersama Kementerian Perdagangan RI dan Bank Indonesia. Kerja sama ini berupa pelaksanaan kegiatan B2B business matching melalui OPB, B2B e-commerce dari Guangzhou yang diperkenalkan oleh KJRI Guangzhou dengan tujuan untuk memperluas jaringan pasar ekspor para pelaku UMKM Indonesia ke berbagai negara.
Hal ini disampaikan Gerald S Grisanto Kepala Divisi Jasa Konsultasi LPEI dalam keterangannya, Rabu (30/11/2022)
Dalam kerja sama ini, kata Gerald, KJRI Guangzhou berperan sebagai perantara untuk memfasilitasi proses Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) dengan membuka akses pasar via e-commerce bagi mitra binaan LPEI dan calon buyer. Hal ini merupakan satu di antara upaya LPEI dalam rangka mendukung Pemerintah untuk meningkatkan ekspor nasional.
“Berdasarkan statistik BPS, hingga September 2022, secara kumulatif nilai ekspor Indonesia mencapai USD 219,35 miliar, naik 33,49 persen dibanding periode yang sama tahun 2021. Peran aktif LPEI sebagai fasilitator dan akselerator, yakni menjembatani kepentingan pelaku ekspor guna mempercepat pertumbuhan ekspor nasional,” ujar Gerald.
Melalui perannya, lanjut dia, LPEI membawa mitra binaannya untuk dipertemukan dengan calon buyer di berbagai negara, satu di antaranya adalah Guangzhou, Republik Rakyat Tiongkok (RRT). Hingga Juli 2022, Republik Rakyat Tiongkok (RRT) masih menjadi negara yang mendominasi pasar ekspor RI. Tercatat total ekspor ke negeri Tirai Bambu tersebut sebesar USD 5,03 miliar atau setara 20,77 persen dari total ekspor nasional per Juli 2022.
Menurut Gerald, LPEI mengundang lima mitra binaannya untuk dipertemukan dengan calon buyer yang diperkenalkan oleh KJRI Guangzhou melalui e-commerce OPB. Sebagian besar para pelaku UMKM berasal dari sektor makanan dan minuman seperti PT Rendang Uni Tutie dengan produk rendang, CV Amanah dengan makanan ringan, hingga Koperasi Produsen Gunung Luhur Berkah dengan produk kopinya yang juga merupakan Desa Devisa Kopi Subang binaan LPEI.
Gerald menyebut sebanyak 30 mitra binaan dan debitur LPEI telah berhasil memperluas akses pasarnya ke kawasan RRT berkat program pendampingan LPEI.
“Kami berkomitmen untuk terus mengupayakan dan membantu para UMKM menembus pasar ekspor melalui akses pasar via e-commerce sebagai perantara bagi para buyer di RRT dengan pelaku UMKM Indonesia. Peran LPEI sebagai fasilitator diharapkan dapat memberikan banyak kesempatan bagi para pelaku UMKM nasional agar bisa bersaing di pasar global,” ujarnya.
Gerald juga menambahkan, LPEI telah melakukan perluasan pasar e-commerce dan business matching serta telah mempertemukan 112 UMKM Indonesia dengan calon buyer di 18 negara. Kegiatan business matching LPEI telah mencatat sebanyak 166 transaksi yang telah dibukukan oleh para pelaku UMKM binaan LPEI melalui kegiatan ini.
“Perluasan akses pasar melalui e-commerce saat ini menjadi salah satu upaya yang terus didorong oleh LPEI, mengingat industri ini menjadi kanal yang dinilai efektif serta efisien untuk memasarkan produk UMKM Indonesia,” pungkas dia.(faz/rst)