PT Jayamas Medica Industri Tbk (JMI), produsen alat kesehatan dengan merek OneMed ini mengincar dana yang dihimpun dari rencana Initial Public Offering (IPO) bisa mencapai Rp800 miliar hingga Rp 1,2 triliun.
Yacobus Jemmy Hartanto Presiden Commisioner PT Jayamas Medica Industri Tbk mengatakan perseroan akan melaksanakan penawaran umum perdana saham dengan melepas sebanyak 15 persen ke publik dengan target listing pada 31 Oktober 2022 di BEI.
“Jumlah saham yang akan kami lepas ke pasar sebanyak 4 miliar lembar, dengan harga Rp204 – Rp310 per lembar saham,” katanya dalam Public Expose di Surabaya, Kamis (6/10/2022).
Kata Jemmy, rencananya OneMed akan menggunakan mayoritas dana yang diperoleh dari penawaran umum perdana saham untuk ekspansi.
Leonard Hartanto Direktur Operasional PT Jayamas Medica Industri Tbk, menjelaskan, sekitar 72,19 persen dana hasil IPO akan digunakan untuk pengembangan usaha perseroan meliputi capital expenditure (capex) atau belanja modal dan modal kerja.
Lalu sebanyak 22,87 persen akan diberikan kepada anak usaha PT Intisumber Hasil Sempurna Global. Sedangkan 4,94 persen akan diberikan kepada anak usaha yaitu PT Inti Medicom Retailindo dalam bentuk setoran modal untuk capex memperluas jaringan distribusi dan retail.
Dalam aksi korporasi ini, Jayamas Medica menunjuk CLSA Limited, CIMB Investment Bank Berhad, PT CLSA Sekuritas Indonesia, PT CIMB Niaga Sekuritas, dan PT Ciptadana Sekuritas Asia sebagai Joint Global Coordinators, Bookrunners dan Joint Lead Underwriters, serta AvantGarde Capital yang bertindak sebagai penasehat keuangan (financial advisor).
Aditya N.W. Martowardojo Direktur PT CIMB Niaga Sekuritas, mengatakan, usai mengantongi surat pernyataan praefektif dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) pada 5 Oktober 2022, Onemed memulai rangkaian bookbuilding atau penawaran awal dari rangkaian penawaran umum perdana saham (IPO) pada 6 – 12 Oktober 2022.
Setelah penawaran awal, surat pernyataan efektif dari OJK diharapkan dapat diperoleh pada 21 Oktober 2022. Selanjutnya, penawaran umum perdana saham diharapkan dapat berlangsung pada 25 – 27 Oktober 2022 yang dilanjutkan penjatahan. Adapun, distribusi saham diharapkan dapat dilakukan pada 28 Oktober 2022 dan kemudian dilanjutkan dengan pencatatan saham (listing) perdana di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada 31 Oktober 2022.
“Pencatatan diharapkan dapat dilakukan pada papan utama BEI. Sementara itu, untuk kebijakan dividen, perseroan menetapkan sebesar setidaknya 25% dari laba bersih,” katanya Aditya.
Dari hasil sementara di hari pertama bookbuilding ini respon investor sangat positif. Terbukti ada sekitar 1.500 peminat yang masuk.
Sementara itu Louis Hartanto Direktur Pemasaran PT JMI mengaku optimis belanja kesehatan akan terus bertumbuh di Indonesia, terutama ditopang oleh kekuatan fundamental makroekonomi yang terus membaik dalam masa transisi menuju fase endemi Covid-19.
Indonesia sendiri diproyeksikan menjadi salah satu negara dengan tingkat pertumbuhan GDP per kapita tercepat di Asia Pasifik dengan proyeksi pertumbuhan CAGR 7,1% dari 2021 hingga 2026, melampaui Thailand (5,3%) dan Jepang (4,7%).
“Dengan belanja kesehatan yang relatif masih rendah dibandingkan dengan negara-negara tetangga di Asia Pasifik, maka potensi pertumbuhan alat-alat kesehatan dan suplai industri di Tanah Air masih tinggi,” ujar Louis Hartanto.
Berdasarkan proyeksi WHO, OECD, IMF dan Frost Sullivan, persentase belanja kesehatan terhadap GDP Indonesia pada 2021 sebesar hanya 3,2% atau masih di bawah Malaysia (4,3%), Vietnam (6,2%), China (5,1%), dan Jepang (12,3%).
OneMed sendiri memiliki rekam jejak kuat dalam mengembangkan industri alat kesehatan. OneMed memiliki rapor pertumbuhan laba bersih 81,3% dari 2019 hingga 2021. Saat ini, portofolio produk perseroan terdiri atas sekitar 3.200 SKU aktif yang terdiri atas 72 merek sendiri per 31 Maret 2022 dan merek pihak ketiga.
OneMed memiliki enam kategori bisnis untuk melayani berbagai kebutuhan layanan kesehatan Indonesia dengan rekam jejak pertumbuhan CAGR pendapatan yang tinggi pada 2019 hingga Maret 2022. Adapun, lini usaha tersebut yakni peralatan medis sekali pakai dan bahan habis pakai, antiseptik dan dialisis, diagnostik dan peralatan, alat bantu jalan dan perawatan rehabilitasi, bioteknologi dan laboratorium, serta perabotan rumah sakit.
Lini medical disposables & consumables merupakan kategori produk terbesar dengan kontribusi penjualan terbesar. CAGR pertumbuhan pendapatan untuk lini usaha itu sebesar 114,5% pada rentang 2019 – 2021. Terkini atau per 31 Maret 2022, realisasi pendapatan dari bisnis peralatan medis sekali pakai dan bahan habis pakai mencapai Rp293 miliar.
Perseroan mampu mempertahankan pertumbuhan kinerja keuangan dalam 3 tahun terakhir. Perseroan membukukan pendapatan Rp2,22 triliun atau tumbuh 11,63% dibandingkan dengan periode sebelumnya pada 2020 sebesar Rp1,99 triliun pada 2021.
Pada tahun sebelumnya, OneMed mencetak pertumbuhan gemilang 62,46% dibandingkan dengan pendapatan yang diraih pada 2019 sebesar Rp1,22 triliun.
Geliat pertumbuhan kinerja juga tercermin dari perolehan laba bersih. laba OneMed naik tajam pada 2020 dengan tumbuh 203,90% menjadi Rp692,90 miliar, dari Rp228 miliar pada 2019. Selanjutnya laba perseroan sepanjang tahun 2021 tercatat Rp570,40 miliar.
Didirikan oleh Jemmy Hartanto pada tahun 2000 di Jawa Timur, OneMed telah memiliki serangkaian catatan gemilang. Pada 2021, OneMed mengakuisisi 51% saham perusahaan ritel daring dan luring, PT Inti Medicom Retailindo. Masih di periode yang sama, Perseroan mengakuisisi landbank di Mojoagung untuk Pabrik Mojoagung II dan Wonosalam serta menyelesaikan akumulasi lahan untuk landbank Lamongan.
Memasuki 2022, OneMed memulai pembangunan Pabrik Mojoagung II dan meneken perjanjian pemanfaatan lahan untuk Pabrik Batang. Total landbank yang dimiliki saat ini tercatat 16,4 hektare yang tersebar di sejumlah wilayah.
Leonard Hartanto Direktur Operasi OneMed, mengatakan, sebagai manufaktur terintegrasi dan perusahaan distribusi, perseroan hadir di seluruh rantai nilai dan pasokan peralatan medis. Sampai saat ini, OneMed memiliki 1 pusat distribusi nasional yang terletak di Gresik Jawa Timur, 20 kantor cabang dan fasilitas logistik, dan 11 kantor penjualan yang sebagian besar tersebar di Pulau Jawa dan Sumatra. Onemed memiliki jangkauan jaringan distribusi yang luas membentang di 514 kota dan 34 provinsi di Indonesia hingga 31 Maret 2022.
Leonard Hartanto menambahkan, tahun 2022 ini perseroan menganggarkan capital expenditure (capex) senilai Rp 300 miliar. Dana ini akan dialokasikan untuk pembelian mesin, working capital, dan alat pendukung lain.
“Ke depan, kami bermaksud meningkatkan produksi dan perakitan baik yang sudah ada maupun yang produk baru dan upgrade manufaktur fasilitas,” pungkasnya.(ipg)