Nilai tukar (kurs) rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Selasa pagi dibuka melemah, karena masih tertekan data inflasi bulan Juli 2022 yang dirilis pada Senin (1/8/2022).
Rupiah pagi ini melemah 7 poin atau 0,05 persen ke posisi Rp14.880 per dolar Amerika Serikat (AS), dibandingkan pada penutupan perdagangan sebelumnya hari Senin Rp14.873 per dolar AS.
“Rupiah mengalami tekanan setelah rilis data inflasi Indonesia yang mencapai 4,94 persen secara year on year,” kata Revandra Aritama, analis Indonesia Commodity and Derivatives Exchange (ICDX), seeprti dikutip Antara, Selasa (2/8/2022).
Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat adanya inflasi sebesar 0,64 persen pada bulan Juli 2022 atau kenaikan Indeks Harga Konsumen (IHK) dari 111,09 pada Juni menjadi 111,8 pada bulan Juli.
Penyumbang inflasi pada bulan Juli berasal dari kenaikan harga cabai merah, tarif angkutan udara, bawang merah, bahan bakar rumah tangga, dan cabai rawit. Maka inflasi tahun kalender Juli 2022 terhadap Desember 2021 sebesar 3,85 persen dan inflasi tahun ke tahun (yoy) terhadap Juli 2022 sebesar 4,94 persen.
Inflasi pada Juli 2022 merupakan yang tertinggi sejak Oktober 2015 yakni pada saat itu terjadi inflasi sebesar 6,25 persen (yoy).
“Walaupun begitu, tingginya inflasi ini dinilai masih cukup aman karena kondisi fundamental ekonomi Indonesia masih cukup baik,” ujar Revandra.
Di sisi lain, rupiah masih memiliki peluang penguatan mengingat indeks dolar AS mengalami pelemahan.
“Indeks dolar melemah setelah Ketua The Fed memberikan indikasi bahwa The Fed tidak akan lebih agresif setelah menaikkan suku bunga sebesar 75 basis poin pekan lalu,” kata Revandra.
Ia memprediksi hari ini rupiah bergerak di kisaran Rp14.820 per dolar AS hingga Rp14.920 per dolar AS. (ant/des/rst)