Jumat, 22 November 2024

Kontribusi Koperasi dan UMKM untuk Ekonomi Jawa Timur Meningkat Jadi 57,81 Persen

Laporan oleh Manda Roosa
Bagikan
Khofifah Indar Parawansa Gubenur Jawa Timur dengan salah satu produk unggulan UMKM Jawa Timur, Sabtu (16/4/2022). Foto : Istimewa

Berdasarkan hasil perhitungan Dinas Koperasi dan UKM Provinsi Jawa Timur yang telah mendapatkan rekomendasi dari BPS Provinsi Jawa Timur, kontribusi Koperasi dan UMKM terhadap Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) atau perekonomian Jawa Timur pada tahun 2021 mencapai 57,81 persen atau setara dengan Rp1.418,94 triliun.

Peningkatan kontribusi Koperasi dan UMKM Jawa Timur ini mengalami peningkatan sebesar 0,56 persen dibandingkan dengan tahun 2020 yang mencapai 57,25 persen atau setara Rp 1.361,39 triliun.

Khofifah Indar Parawansa Gubernur Jawa Timur mengatakan bahwa Koperasi dan UMKM merupakan tulang punggung perekonomian Jawa Timur. Dan selama pandemi, Pemprov Jatim memang berupaya sangat keras dalam mengungkit pemulihan ekonomi khususnya bagi pelaku UMKM dan koperasi.

“Meningkatnya kontribusi Koperasi dan UMKM terhadap perekonomian Jawa Timur menunjukkan inklusivitas ekonomi Jawa Timur yang didukung oleh 22.484 unit Koperasi aktif dan 9,78 juta UMKM, baik di sektor pertanian maupun non pertanian serta berbagai dukungan lainnya yang dilakukan oleh Pemerintah Provinsi Jawa Timur,” kata Khofifah, Sabtu (16/4/2022).

Ada tiga lapangan usaha yang berperan besar dalam peningkatan nilai tambah Koperasi dan UMKM. Pertama yaitu industri pengolahan sebesar 29 persen dengan nilai Rp416,11 triliun.

Kedua, perdagangan besar dan eceran, reparasi mobil dan motor sebesar 23 persen dengan nilai Rp 329,65 triliun. Serta pertanian, kehutanan, dan perikanan sebesar 17 persen dengan nilai Rp 237,52 triliun.

“Kinerja ini tidak terlepas dari kuatnya sinergi dan kolaborasi pentahelix yaitu pemerintah, masyarakat, pengusaha, akademisi, dan media. Serta adanya kolaborasi yang baik antara pemerintah provinsi dengan pemerintah Kabupaten/Kota di Jawa Timur serta seluruh pemangku kepentingan,” tambah Khofifah.

Mulai Bank Indonesia, Otoritas Jasa Keuangan, Perbankan, Swasta, Perguruan Tinggi, Komunitas masyarakat dan media untuk mendukung terciptanya iklim yang kondusif bagi tumbuh dan berkembangnya Koperasi serta UMKM di Jawa Timur.

Dari aspek kewilayahan, terdapat lima Kabupaten/Kota dengan nilai tambah Koperasi dan UMKM yang terbesar di Jawa Timur yaitu Kota Surabaya, Kabupaten Sidoarjo, Kabupaten Pasuruan, Kabupaten Gresik, dan Kabupaten Malang.

“Ada juga data survey terbaru terkait perhitungan nilai tambah ini. Bahwa ternyata pelaku Koperasi dan UMKM yang menggunakan internet dalam kegiatan usahanya semakin meningkat. Peningkatannya signifikan, dibandingkan sensus ekonomi lanjutan tahun 2016, penggunaan internet baru mencapai 11 persen, namun saat ini telah mencapai 44 persen,” tegas Khofifah.

Untuk itu ia mengajak seluruh pihak untuk saling bahu membahu dalam upaya membangkitkan kembali ekonomi yang lesu pasca pandemi Covid–19 yang cukup panjang.

Selain itu, ia juga menyatakan bahwa pemerintah akan selalu hadir dalam memberikan fasilitasi bagi para pelaku Koperasi dan UMKM di Jawa Timur bersama dengan para pemangku kepentingan lainnya.

“Saya yakin, dengan bangkitnya Koperasi dan UMKM, akan dapat meningkatkan kontribusinya terhadap perekonomian Jawa Timur serta secara tidak langsung juga akan meningkatkan kesejahteraan masyarakat Jawa Timur,”tegas Khofifah. (man/iss)

Berita Terkait

Surabaya
Jumat, 22 November 2024
28o
Kurs