Coldiretti, serikat pertanian di Italia pada Selasa (20/9/2022) menyampaikan jumlah buah dan sayuran yang dibeli oleh warga Italia pada paruh pertama 2022 mencapai tingkat terendah sejak awal abad ini.
Hal ini membuat sekitar 300.000 petani kecil terancam hingga memicu konsekuensi kesehatan jangka panjang bagi para konsumen.
Antara mengutip Xinhua pada Rabu (21/9/2022) melaporkan, penjualan 2,6 miliar kilogram buah dan sayuran pada paruh pertama 2022 Italia menandai penurunan sebesar 11 persen dibandingkan periode yang sama setahun lalu, berdasarkan studi yang dilakukan Coldiretti bersama dua asosiasi perdagangan lainnya.
Menurut studi itu, penurunan pembelian buah dan sayur terjadi di seluruh penjuru negeri, dengan penjualan zukini turun 16 persen, tomat 12 persen, kentang 9 persen, jeruk 8 persen, dan wortel 7 persen.
Penghidupan lebih dari 300.000 pertanian kecil kini terancam oleh dampak kenaikan harga energi dan angka penjualan yang lebih rendah, menurut studi itu. Seperti diketahui, sektor buah-buahan dan sayuran menciptakan sekitar 440.000 lapangan kerja di Italia, mewakili 40 persen tenaga kerja di bidang pertanian di negara tersebut.
Bahkan sebelum penurunan penjualan buah dan sayuran baru-baru ini, warga Italia sudah mengonsumsi buah dan sayuran lebih sedikit daripada jumlah asupan harian yang direkomendasikan oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), urai laporan itu. Rata-rata warga Italia mengonsumsi 273 gram buah dan sayuran per hari, sementara WHO merekomendasikan 400 gram per hari.
Angka penjualan tidak hanya terdampak oleh kenaikan harga yang dipicu oleh meningkatnya harga bahan bakar, tetapi juga penurunan produksi yang disebabkan oleh musim panas yang sangat menyengat dan kering, serta penurunan pendapatan rumah tangga akibat sejumlah faktor ekonomi. Temuan itu diumumkan dalam konferensi yang diadakan oleh Serikat Produsen Buah, Sayuran, dan Buah Jeruk Nasional Italia.(ant/gat/dfn)