Jerome Powell Ketua Federal Reserve/bank sentral Amerika Serikat (AS) mengatakan, pihaknya tidak akan gentar melawan inflasi paling intens di Amerika Serikat sejak 1980-an, sekalipun itu berarti periode berkelanjutan dari kelemahan ekonomi dan pasar pekerjaan yang melambat. Seperti yang dilansir Antara, Kamis (28/7/2022).
Jerome Powell juga menjelaskan alasan kenaikan suku bunga 75 basis point yang tinggi, terutama dalam 4 dekade/40 tahun. Menurutnya, AS tidak berada dalam puncak resesi karena semua perusahaan di AS terus merekrut lebih dari 350.000 pekerja tambahan setiap bulan.
“Tidak masuk akal jika AS berada dalam resesi, apalagi melihat tingkat pengangguran yang rendah dalam setengah abad dan pertumbuhan upah yang solid serta kenaikan lapangan pekerjaan,” ujar Powell.
Ia juga tidak berpikir resesi akan diperlukan untuk memperbaiki masalah kali ini, ia juga mengakui bahwa ekonomi AS sedang melambat, dan mungkin perlu lebih lambat agar The Fed bisa mengembalikan laju kenaikan harga-harga.
“Kami mencoba melakukan jumlah yang tepat, untuk tidak mengalami resesi.” kata Powell.
Menurutnya, jika inflasi tidak melambat, perilaku inflasi akan mendorong arah Fed dan kenaikan suku bunga yang luar biasa besar.
Sehingga ia dan seluruh rekannya telah membuat komitmen kebijakan berdasarkan data inflasi, yang secara negatif memaksa mereka untuk menyesuaikan diri dengan cepat.
Saat pertemuan kebijakan, cukup banyak data yang diterima dan dipahami, termasuk pembacaan inflasi pada bulan Juli dan Agustus yang akan menunjukkan adanya perlambatan kenaikan harga atau tidak.
“Memulihkan stabilitas harga adalah sesuatu yang harus kita lakukan,” kata Powell.
Pejabat Fed memahami kesulitan yang ditimbulkan oleh inflasi pada masyarakat di Amerika, terutama bagi yang memiliki sarana terbatas. Sehingga pihak Fed tidak akan menyerah dalam mengupayakan agar inflasi turun.
Sementara itu, kenaikan pekerjaan tetap kuat dan pihak Fed mencatat bahwa pengeluaran dan produksi baru-baru ini telah melunak, berkat kenaikan suku bunga agresif yang telah dilakukan sejak Maret.
Powell mengatakan, dampak kenaikan suku bunga Fed hingga saat ini masih membangun perekonomian, dan tergantung pada bagaimana inflasi merespons dalam beberapa bulan mendatang yang dapat memungkinkan bank sentral untuk mulai memperlambat laju kenaikan suku bunga.
Para Investor memperkirakan Fed akan menaikkan suku bunga setidaknya setengah persentase poin pada pertemuan 20-21 September.
“Kami akan terus membuat keputusan berdasarkan hasil rapat, dan sesuai berdasarkan data yang akan kami terima, ” jelas Powell. (ant/des/rst)