Sabtu, 23 November 2024

Kemenkeu: Probabilitas Risiko Resesi Indonesia Kecil 

Laporan oleh Dhafintya Noorca
Bagikan
Ilustrasi peti kemas yang akan diekspor. Foto: Kemenkeu

Febrio Kacaribu Kepala Badan Kebijakan Fiskal Kementerian Keuangan (Kemenkeu) mengatakan hasil survei Bloomberg menunjukkan bahwa risiko resesi Indonesia sangat kecil. Survei ini menggambarkan fundamental ekonomi domestik sehat.

“Hasil survei tersebut menunjukkan bahwa Indonesia menjadi salah satu dari sedikit negara dengan fundamental ekonomi yang sangat berdaya tahan di tengah risiko global yang masih eskalatif,” ucap Febrio dalam keterangan resmi Kemenkeu, Jumat (15/7/2022).

Adapun probabilitas resesi untuk Indonesia pada survei Bloomberg sangat kecil, hanya tiga persen. Tingkat probabilitas resesi Indonesia lebih rendah dibanding negara ASEAN lainnya, seperti Filipina (8 persen), Thailand (10 persen), Vietnam (10 persen), dan Malaysia (13 persen).

Indonesia juga jauh lebih berdaya tahan dibanding negara-negara sejawat di kawasan Asia pasifik dengan probabilitas resesi tertinggi, yakni Sri Lanka (85 persen), Selandia Baru (33 persen), Korea Selatan (25 persen), Jepang (25 persen), dan Tiongkok (20 persen).

Oleh karenanya, Febrio seperti dilaporkan Antara menuturkan, survei ini kembali menggarisbawahi kuatnya daya tahan ekonomi Indonesia di tengah gejolak global.

Meski demikian, ia menegaskan pemerintah akan terus memitigasi berbagai risiko yang ada, serta memastikan perkembangan positif ekonomi domestik dan kesejahteraan masyarakat akan terus terjaga dan semakin baik.

Berbagai indikator ekonomi Indonesia menunjukkan bahwa momentum pemulihan ekonomi terus menunjukkan penguatan dan masih terjaganya stabilitas domestik. Sejak 2021, Indonesia sudah berhasil mengembalikan level output ekonomi ke tingkat sebelum pandemi dan terus menguat di tahun 2022.

Tingkat inflasi yang moderat dan keseimbangan eksternal ekonomi yang sehat juga menjadi penopang kekuatan ekonomi Indonesia di tengah meningkatnya tantangan ekonomi global.

Selain itu, pengelolaan kebijakan fiskal yang hati-hati dan terus menguat, sambung dia, menjadi jangkar bagi stabilitas ekonomi nasional.

“Kinerja fiskal kita memiliki peran krusial dalam menjaga ketahanan ekonomi nasional dalam menghadapi berbagai tantangan global yang multidimensional. Pemulihan ekonomi dan konsolidasi fiskal ke depan diharapkan terus mempertahankan kinerja yang baik dan menopang resiliensi ekonomi ini,” ungkapnya.(ant/dfn/ipg)

Berita Terkait

Surabaya
Sabtu, 23 November 2024
27o
Kurs