Suahasil Nazara Wakil Menteri Keuangan (Wamenkeu) mengatakan bahwa pemulihan ekonomi global saat ini masih dibayangi sejumlah eskalasi risiko global dan tantangan yang harus disikapi dengan hati-hati, seperti inflasi, geopolitik, dan potensi resesi.
Meski begitu, kata Suahasil, Indonesia menjadi satu di antara negara yang berhasil pulih melewati pra pandemi 2019. Hal ini ditandai oleh (Produk Domestik Bruto) PDB Riil 2021 Indonesia yang berada 1,6 persen di atas level 2019.
Pemulihan ekonomi Indonesia yang cepat diiringi oleh terkendalinya inflasi, dan merupakan salah satu yang paling moderat di antara peers.
“Saat ini kondisi ekonomi yang kita hadapi itu bergeser. Bergeraknya ke situasi dimana inflasi meningkat di berbagai belahan dunia. Namun, kita lihat bahwa banyak negara peer grup kita yang masih dibawah belum kembali ke level 2019. kita termasuk negara yang sudah kembali,” ujarnya di Jakarta, Selasa (2/8/2022).
Wamenkeu menjelaskan inflasi Indonesia pada Juli 2022 berada diangka 4,9 persen (yoy) berdasarkan laporan Badan Pusat Statistik per 1 Agustus 2022. Angka ini masih jauh dibawah negara-negara lain yang menghadapi tekanan inflasi yang lebih tinggi dari Indonesia, seperti Turki dengan angka inflasi 78,6 persen, Argentina 64 persen, Rusia 15,9 persen, dan Brazil 11,9 persen.
Selain itu, kata dia, level PDB riil Indonesia juga menunjukan arah yang positif, dengan budget defisit sekitar 4,6%. Secara keseluruhan, dibandingkan dengan banyak negara lain Indonesia menunjukan fundamental yang kuat.
“Posisi relatif Indonesia menunjukkan ketahanan kita, namun demikian kita harus tetap berjaga-jaga,” ungkap Suahasil.
Menurut Suahasil, ekonomi global harus disikapi dengan sangat-sangat hati-hati, karena tidak bisa lepas dari eskalasi risiko global dari Covid-19.
Saat ini, lanjut Suahasil, Indonesia dan dunia ada di dalam penularan yang trennya sedang meningkat. Namun, dia berharap intensitas dari virus tidak sekuat varian yang sebelumnya, yakni varian Delta.
“Tentu, walaupun demikian, kita harus tetap menjaga protokol kesehatan. Kita harus tetap mendorong Booster vaksinasi dan pada saat bersamaan tetap melanjutkan kegiatan ekonomi dan beraktifitas secara ekonomi. Karena ini sesuatu yang penting untuk kehidupan ke depan,” pungkas Suahasil.(faz/rst)