Menjelang momen arus balik, toko oleh-oleh di kawasan Genteng, Surabaya mulai dipadati pengunjung.
Selain oleh-oleh khas Surabaya, toko di kawasan tersebut juga menjual aneka kudapan khas beberapa daerah di Jawa Timur lainnya.
“Sejak dua hari kemarin sudah naik. Ada kalau sekitar 30 persen kenaikan omzet,” kata Prapto, pemilik Toko Sudi Mampir di kawasan Genteng pada suarasurabaya.net di sela melayani pelanggannya.
Berbagai macam oleh-oleh mulai dari aneka keripik, kue basah, aneka sambal, hingga bandeng asap dapat ditemui di sana.
“Kami buka dari pukul 07.00 sampai 18.00 WIB. Tapi bisa lebih panjang kalau sedang ramai begini,” ujarnya.
Prapto mengatakan, setidaknya pengunjung bisa menghabiskan Rp200 ribu dalam sekali belanja.
“Kalau yang favorit di kawasan Genteng ini ada bandeng asap. Kalo di toko kami, bisa membakar 120 ekor bandeng setiap harinya,” paparnya.
Prapto mengaku, tokonya menjual olahan bandeng asap yang dibakar sendiri dengan banderol Rp150 ribu per kilogramnya.
Saat ditanya kapan waktu paling ramai yang dipilih pengunjung, Prapto menjawab tidak ada waktu tertentu.
“Dari jam tujuh pagi sampai mau tutup ini syukurnya ramai terus,” jawabnya.
Prapto menjelaskan, bahwa tokonya yang berdiri sejak 1968 tersebut berhasil bertahan dari sepi nya pengunjung pada lebaran 2020 dan 2021 lalu, dengan sistem manajemen stok.
“Karena permintaan tidak banyak di tahun lalu. Kita minimalisir saja di stoknya,” katanya.
Meski demikian, kata Prapto, kebiasaan itu masih berdampak sampai sekarang, dengan produksi stok dari supplier yang cenderung tidak banyak.
“Supplier tidak berani produksi banyak stok. Mungkin karena kondisi masih sama-sama belum tau. Jadi kadang kami selaku pengusaha toko yang justru sering kehabisan stok. Saat kami minta, para supplier baru produksi sesuai permintaan,” jelasnya
Prapto menuturkan, semua produk-produk yang dia pajang adalah produk rumahan yang dibuat secara tradisional oleh UMKM dari Kota Gresik, Mojokerto, Malang dan sekitarnya.
“Kebetulan memang kita menyediakan oleh-oleh Jawa Timur. Bukan cuma yang dari Surabaya,” tuturnya.
Prapto juga membagi informasi bahwa selain Bandeng Asap, komoditi paling diminati adalah Kerupuk Terung, Teripang, dan emping udang.
Hal senada juga diungkapkan penjaga gerai lapis kukus.
“Kalau sekarang penjualannya relatif normal. Ramainya justru saat H-2 dan H+2 Lebaran. Rata-rata dua ribu kotak terjual per harinya. Kalau sekarang mungkin hanya seribu” kata seorang penjaga toko lapis kukus di kawasan tersebut.
Menurutnya, rata-rata pembeli oleh-oleh dengan jumlah banyak adalah konsumen yang mudik menggunakan mobil.
Meski begitu, adapula yang menggunakan jasa pengiriman paket karena harus kembali ke asal menggunakan transportasi umum, salah satunya Dewi warga asal Bogor.
“Sengaja beli banyak buat keluarga suami di Bogor. Karena dapat tiket kereta balik tanggal 5 Mei besok, jadi saya kirim paket. Karena takut susah bawa,” ujarnya. (tha/bil/iss)