Jumat, 22 November 2024

INDEF Minta Pemerintah Jaga Daya Beli Masyarakat Supaya Perekonomian Tetap Tumbuh

Laporan oleh Farid Kusuma
Bagikan
Laporan pertumbuhan ekonomi Jawa Timur Triwulan I-2021. Foto: BPS Jatim

Badan Pusat Statistik (BPS) mengumumkan pertumbuhan ekonomi Indonesia kuartal II-2022 mencapai 5,44 persen secara tahunan (year on year/yoy).

Tren pertumbuhan itu diperkirakan masih akan berlanjut di kuartal III dan IV. Sehingga, Indonesia bisa mencapai target pertumbuhan 5,2 persen tahun 2022.

Nailul Huda Ekonom Institute for Development of Economics and Finance (INDEF) menilai, pertumbuhan ekonomi yang cukup baik di kuartal II mayoritas disumbang konsumsi masyarakat.

Menurutnya, ada beberapa momen yang memicu naiknya konsumsi masyarakat pada kuartal kedua tahun ini.

“Kalau dilihat sebenarnya yang naik cukup tinggi adalah konsumsi masyarakat, naik sekitar 5,51 persen. Jadi, yang kuartal dua ini sangat tertolong oleh konsumsi masyarakat. Ada momen Ramadan, Idulfitri, serta persiapan tahun ajaran baru. Makanya, kalau melihat pertumbuhan konsumsi masyarakat naiknya tajam sekali,” ujarnya di Jakarta, Sabtu (6/8/2022).

Lebih lanjut, dia menyebut konsumsi masyarakat menyumbang 50 persen produk domestik bruto (PDB). Hal itu menjadi faktor utama pertumbuhan ekonomi bisa mencapai 5,44 persen pada kuartal II.

Walau ada tren kenaikan, Huda memprediksi pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal III tidak akan seimpresif kuartal II lantaran tidak ada momen yang mendorong konsumsi masyarakat.

“Kuartal III tidak ada momen untuk tumbuh lebih cepat. Jadi, pertumbuhan ekonomi akan melambat di Kuartal III,” imbuhnya.

Kemudian, pada kuartal IV, dia memperkirakan pertumbuhan ekonomi bisa ditingkatkan lagi. Dengan catatan, inflasi bisa ditekan serendah mungkin.

Selain itu, kenaikan harga komoditas dalam negeri bisa memicu inflasi karena menekan daya beli masyarakat.

“Bahkan kalau inflasi terlalu tinggi, pertumbuhan ekonomi bisa di bawah 5 persen,” sambungnya.

Huda mengungkapkan ada beberapa faktor yang bisa menjaga pertumbuhan ekonomi Indonesia seperti konsumsi masyarakat, investasi, dan ekspor.

Dari ketiga faktor tersebut, konsumsi masyarakat adalah yang paling utama. Maka dari itu, Pemerintah harus mampu menekan inflasi tidak terlalu tinggi supaya daya beli masyarakat tetap terjaga.

“Bagaimana caranya? Pasti harus menjaga inflasi dengan berbagai cara, misal menstabilkan harga pangan. Kalau Pemerintah ingin menaikkan harga BBM pertalite dan gas 3 kilogram pasti harus menjaga daya beli masyarakat dengan subsidi,” tegasnya.

Di sisi lain, Huda juga menekankan konsumsi Pemerintah harus ditingkatkan pada kuartal III. Walau kecil, konsumsi Pemerintah bisa membantu meningkatkan pertumbuhan ekonomi.

“Mungkin kuartal III bisa dimanfaatkan. Walau pun kecil porsinya ke PDB, belanja Pemerintah akan sangat membantu,” katanya.

Sebelumnya, Airlangga Hartarto Menteri Koordinator bidang Perekonomian mengatakan ada beberapa faktor pendorong tumbuhnya perekonomian Indonesia.

“Ada tiga faktor yang menopang laju perekonomian Indonesia tetap positif. Yaitu, ekspor, domestik ekonomi dan investasi,” ujarnya di Jakarta, Jumat (6/8/2022).

Outlook Kuartal III diprediksi tetap positif dilihat dari purchasing managers index (PMI), indeks keyakinan konsumen, dan neraca perdagangan.

“Seluruhnya relatif dalam kondisi baik, begitu juga dengan kekuatan eksternal yaitu jumlah devisa yang masih dipegang,” jelasnya.

Airlangga menambahkan, dalam beberapa bulan ke depan Indonesia masih bisa menikmati booming harga komoditas.

Kemudian pada Kuartal III dan IV Pemerintah akan menggenjot belanja Pemerintah.

“Pemerintah masih punya cadangan government spending yang kuartal II kemarin masih bisa didorong dan alihkan ke Kuartal III dan IV, karena memang biasanya pada Kuartal I-II penyerapan relatif rendah,” tandas Airlangga.(rid/iss)

Berita Terkait

Surabaya
Jumat, 22 November 2024
32o
Kurs