Jumat, 22 November 2024

Harga Minyak Melonjak Tembus 110 Dolar Per Barel

Laporan oleh Restu Indah
Bagikan
Ilustrasi - Pompa beroperasi saat matahari terbenam di ladang minyak di Midland, Texas. Foto: Reuters/Antara

Reli harga minyak berlanjut, ke level tertinggi sejak 2021 dengan Brent naik menembus US$ 110 per barel pada perdagangan Kamis pagi (3/3/2022), karena ketatnya pasokan akibat konflik Rusia dan Ukraina.

Minyak mentah berjangka Brent untuk pengiriman Mei mencapai level tertinggi 113,94 dolar AS per barel, Minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) AS untuk pengiriman April mencapai level tertinggi di 112,51 dolar AS per barel.

Reli minyak sangat dramatis, dengan Brent naik lebih dari 15% minggu ini saja, karena Barat menanggapi invasi Moskow dengan berbagai sanksi yang menargetkan transaksi keuangan dan bank, yang dirancang untuk memukul ekonomi Rusia.

Sanksi yang dikeluarkan negara-negara barat menghambat kemampuan ekspor dari Rusia, yang ekspor minyaknya menyumbang sekitar 8% dari pasokan global, atau 4 juta hingga 5 juta barel per hari, lebih banyak daripada negara mana pun selain Arab Saudi.

“Sepertinya pasar semakin memperkirakan gangguan pasokan setidaknya sebagian dari hampir 4 juta barel per hari minyak yang dijual ke AS dan Uni Eropa,” kata Andrew Lipow, presiden Lipow Oil Associates di Houston.

“Penghancuran permintaan – melalui harga yang masih lebih tinggi – sekarang mungkin merupakan satu-satunya mekanisme penyeimbangan kembali yang memadai,” kata analis Goldman Sachs dalam sebuah catatan.

Bantuan dalam bentuk pasokan tidak mungkin akan diberikan dalam waktu dekat. Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak dan sekutunya – yang termasuk Rusia – tetap pada rencana jangka panjang mereka untuk meningkatkan produksi hanya 400.000 barel per hari pada pertemuan singkat pada Rabu (2/3/2022).

Bahkan ketika kelompok produsen, yang dikenal sebagai OPEC+, telah meningkatkan produksi selama beberapa bulan terakhir, negara-negara anggota secara rutin gagal mencapai target mereka, memperlebar celah yang hanya dapat diisi dengan menimbun persediaan.

Permintaan di seluruh dunia saat ini secara kasar telah mencapai tingkat pra-pandemi, dan ada pasokan yang tidak memadai, menyebabkan negara-negara besar menurunkan persediaan mereka untuk menutupi kekurangan tersebut.

Perdagangan minyak Rusia sudah kacau karena produsen menunda penjualan, importir menolak kapal Rusia dan pembeli di seluruh dunia mencari minyak mentah di tempat lain karena sanksi Barat dan penarikan oleh perusahaan swasta menekan Rusia. (ant/rst)
Berita Terkait

Surabaya
Jumat, 22 November 2024
27o
Kurs