Jumat, 22 November 2024

Harga Minyak Jatuh Akibat Pembatasan Covid-19 dan Kenaikan Suku Bunga

Laporan oleh Billy Patoppoi
Bagikan
ilustrasi harga minyak lebih tinggi. Foto: Pixabay

Harga minyak tergelincir di awal perdagangan Asia pada Senin (12/9/2022) pagi, karena prospek kenaikan suku bunga lebih lanjut di Amerika Serikat dan Eropa untuk meredam inflasi dan penerapan pembatasan ketat Covid-19 di China, menekan prospek permintaan global.

Mengutip laporan Antara, minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) AS merosot 78 sen atau 0,9 persen, menjadi diperdagangkan di 86,01 dolar AS per barel pada pukul 00.40 GMT, setelah menetap 4,1 persen lebih tinggi pada Jumat (9/9/2022).

Sementara itu, minyak mentah Brent berada diperdagangkan di 92,11 dolar AS per barel, kehilangan 73 sen atau 0,8 persen, setelah melonjak 3,9 persen di sesi sebelumnya.

Harga sedikit berubah minggu lalu karena keuntungan dari pengurangan pasokan nominal oleh Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC), dan sekutu termasuk Rusia, sebuah kelompok yang dikenal sebagai OPEC+, diimbangi oleh penguncian yang sedang berlangsung di China, importir minyak mentah utama dunia.

Permintaan minyak China dapat berkontraksi untuk pertama kalinya dalam dua dekade tahun ini, karena kebijakan nol-Covid Beijing membuat orang tetap di rumah selama liburan dan mengurangi konsumsi bahan bakar.

“Kekhawatiran permintaan berpusat pada dampak kenaikan suku bunga untuk memerangi inflasi dan kebijakan nol COVID China,” tulis Vivek Dhar Analis Commonwealth Bank of Australia dalam sebuah catatan.

Bank Sentral Eropa (ECB) dan Federal Reserve siap untuk meningkatkan suku bunga lebih lanjut guna mengatasi inflasi, yang dapat mengangkat nilai dolar AS terhadap mata uang utama lainnya dan membuat minyak dalam denominasi dolar lebih mahal bagi investor.

Namun, harga minyak global mungkin rebound (memantul) menuju akhir tahun sampai pasokan diperkirakan semakin ketat ketika embargo Uni Eropa terhadap minyak Rusia mulai berlaku pada 5 Desember mendatang.

G7 akan menerapkan batas harga minyak Rusia, untuk membatasi pendapatan ekspor minyak Rusia yang menguntungkan setelah invasi ke Ukraina pada Februari, dan berencana untuk mengambil langkah-langkah guna memastikan bahwa minyak masih bisa mengalir ke negara-negara berkembang. Moskow menyebut tindakannya di Ukraina sebagai “operasi militer khusus”. (ant/bil/rst)

Berita Terkait

Surabaya
Jumat, 22 November 2024
29o
Kurs