Khofifah Indar Parawansa Gubernur Jawa Timur meluncurkan Sistem Informasi Mobil Literasi dan Edukasi Keuangan (SiMOLEK) dan Bulan Inklusi Keuangan (BIK) Tahun 2022, di Gedung Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Regional 4 Surabaya.
SiMOLEK adalah mobil edukasi dan entertainment untuk menjangkau daerah sulit akses baik di sisi demografi, geografis, dan infrastruktur. Harapannya, program itu mempermudah masyarakat memperoleh informasi dan pengetahuan terkait produk dan layanan lembaga Keuangan.
Atas peluncuran aplikasi itu, Khofifah mengharapkan bisa mendongkrak literasi dan inklusi keuangan di seluruh kalangan masyarakat, utamanya basis pasar tradisional.
“Ini penting, pasalnya pasar tradisional memiliki signifikansi terhadap masing-masing Pendapatan Asli Daerah (PAD) kabupaten/kota,” kata Khofifah di Gedung OJK, Minggu (23/10/2021) pagi.
Mantan Menteri Sosial RI itu mengungkapkan dia sudah beberapa kali turun langsung ke pasar tradisional untuk mengecek inklusi keuangan di pasar tradisional termasuk retribusi berbasis QRIS di pasar-pasar tradisional.
“Saya ambil posisi pertama di Ponorogo yang retribusi pasarnya sudah menggunakan QRIS. Kemudian di Magetan juga sama. Bagi Jatim, OJK sudah memberikan payung, tugas pemda mendetailkan pelaksanaannya,” urainya.
Khofifah menambahkan, sebelumnya sudah ada program Satu Rekening Satu Pelajar (KEJAR) yang telah di-MoU antara Pemprov Jatim dengan OJK Jatim.
Kata Khofifah, program itu akan tetap dimaksimalkan sebagai bagian penting untuk meningkatkan inklusi sekaligus literasi keuangan.
“Program KEJAR juga menjadi bagian yang penting karena mereka lebih dulu masuk inklusi, sekarang kita kuatkan literasinya. Jadi kerja mikro dan detail memang harus dilaksanakan oleh semua pihak baik Pemprov, Pemkab maupun Pemkot,” pungkasnya.
Sementara itu, Indah Kurnia Anggota Komisi XI DPR RI Dapil Jatim mengapresiasi Inklusi Keuangan di Jawa Timur yang saat ini mencapai 90 persen. Padahal, target angka tersebut harusnya diraih pada tahun 2024.
“Tapi ini sudah dicapai Jawa Timur ndisiki (mendahului). Jatim itu rata-rata selalu performanya di atas nasional,” ucapnya.
Indah melanjutkan, BIK yang diluncurkan OJK Regional 4 Jatim diharapkan menjadi batu loncatan dalam inklusi keuangan dan membantu meningkatkan literasi keuangan melalui SiMOLEK.
“Boleh inklusi tinggi tetapi kalau literasi masih tidak mampu memadai maka yang namanya tawaran-tawaran terhadap investasi dan pembiayaan yang kurang bertanggung jawab itu juga menghantui masyarakat kita,” tandasnya.
Pada kesempatan yang sama, Bambang Mukti Riyadi Kepala Kantor OJK Regional 4 Jatim memaparkan, BIK 2022 kali ini merupakan agenda bersama untuk mendorong pembangunan nasional.
Bambang menambahkan, pihaknya juga tengah melakukan gerakan serentak di Jatim untuk melakukan edukasi literasi pada Bulan Oktober.
“Targetnya dari Ibu Gubernur tahun ini harus di atas 90 persen meski target nasional tahun 2024. Kita masih punya PR untuk mendorong literasinya, mendeteksi tingkat inklusi sehingga masyarakat paham apa yang mereka gunakan dan mengurangi dampak negatifnya,” ucapnya.(wld/dfn/rid)