Andre Soelistyo CEO Grup GoTo mengatakan, pencatatan perdana saham GoTo Go-jek Tbk merupakan momen bersejarah bagi Perusahaan dan bagi Bursa Efek Indonesia (BEI), sebagai pencatatan saham yang pertama kali dilakukan berdasarkan ketentuan saham dengan hak suara multipel yang telah ditetapkan oleh Otoritas Jasa Keungan (OJK) pada Desember 2021 lalu.
Dalam IPO ini, kata Andre, Perusahaan (GoTo) menawarkan sejumlah keseluruhan 46,7 miliar lembar saham Seri A, yang merupakan gabungan dari saham yang baru diterbitkan dengan saham treasuri (khusus untuk tujuan opsi penjatahan lebih), pada harga penawaran Rp338, yang mencerminkan kapitalisasi pasar sebesar Rp400,3 triliun (USD28 miliar).
Kata Andre, strategi untuk pertumbuhan jangka panjang, GoTo berencana untuk memanfaatkan dana yang diperoleh dari penawaran saham melalu Initial Public Offering (IPO), setelah dikurangi dengan biaya emisi, untuk keperluan modal kerja dalam mendukung strategi pertumbuhan perusahaan, yang terdiri dari empat pilar.
Keempat pilar tersebut masing-masing, mendorong pertumbuhan jumlah konsumen dan penggunaan layanan GoTo, melalui pengembangan produk dan sinergi antar layanan dalam ekosistem GoTo, sehingga semakin banyak konsumen, mitra pengemudi, dan pedagang akan mendapat manfaat dari ekosistem GoTo.
Kemudian, memperkuat pengalaman berbelanja dan bertransaksi di area terdekat (hyperlocal) didukung dengan pengembangan infrastruktur, agar konsumen dapat memperoleh akses layanan yang paling relevan dengan mudah, cepat, dan ekonomis.
Selanjutnya, memperkuat sinergi di dalam ekosistem, termasuk mendorong program loyalitas dan rewards kepada pelanggan, memperluas layanan keuangan, serta memperdalam nilai tambah layanan untuk pedagang.
Dan yang terakhir adalah berinvestasi di kawasan dengan potensi pertumbuhan yang tinggi, termasuk memperdalam penetrasi pasar di Indonesia, Singapura dan Vietnam, melakukan investasi strategis, memperkuat investasi di teknologi dan infrastruktur serta transisi kepada kendaraan listrik.
“GoTo telah menjadi pelaku pasar yang terkemuka di Indonesia dalam seluruh segmen bisnisnya. Dengan memperkuat sinergi serta memperbesar skala bisnis ekosistemnya, GoTo berada dalam posisi yang baik untuk terus bertumbuh,” ujar Andre dalam sambutanya di acara Pencatatan Perdana Saham GoTo Go-jek Tbk yang dilakukan secara hibrid di gedung BEI, Senin (11/4/2022).
Pertumbuhan tersebut, lanjut Andre, terlihat dari pencapaian nilai transaksi bruto (Gross Transaction Value atau “GTV”) proforma sebesar Rp414,2 triliun (USD28,8 miliar) untuk periode 12 bulan yang berakhir pada 30 September 2021.
Pendapatan bruto proforma sebesar Rp15,1 triliun (USD1 miliar) untuk periode 12 bulan yang berakhir pada 30 September 2021.
Jumlah pesanan proforma sebesar sekitar 2 miliar pesanan untuk periode 12 bulan yang berakhir pada 30 September 2021.
Lebih dari 55 juta pengguna yang bertransaksi dalam setahun (annual transacting users atau “ATU”) secara proforma, per 30 September 2021.
Lebih dari 2,5 juta mitra pengemudi terdaftar, per 30 September 2021.
Lebih dari 14 juta pedagang terdaftar, per 30 September 2021.
Menurut Andre, Indonesia adalah ekonomi terbesar di kawasan Asia Tenggara, dengan kontribusi Pendapatan Domestik Bruto (PDB) lebih dari Rp14,4 kuadriliun (USD1 triliun) atau 35,2% dari PDB Asia Tenggara, dengan populasi 274 juta jiwa, yang menjadikannya negara terbesar di Asia Tenggara dan terbesar keempat di dunia.
“Indonesia dan Asia Tenggara memiliki populasi muda dan sangat melek teknologi dengan daya beli yang terus meningkat, yang akan terus mendorong pertumbuhan ekonomi digital kawasan ini,” kata Andre.
Kata dia, meningkatnya permintaan terhadap seluruh layanan yang disediakan ekosistem GoTo, didorong dengan meningkatnya adopsi digital oleh konsumen di seluruh Asia Tenggara, telah menjadi dasar bagi kinerja keuangan yang kuat yang ditunjukkan oleh Perusahaan dalam beberapa tahun terakhir.
“Nilai GTV proforma GoTo telah menunjukkan tingkat pertumbuhan majemuk tahunan (compound annual growth rate atau “CAGR”) sebesar 46% antara tahun 2018 dan 2020, serta pertumbuhan tahunan (year-on-year atau “YoY”) sebesar 62% antara kuartal ketiga tahun 2020 dan kuartal ketiga tahun 2021. Pendapatan bruto proforma menunjukkan CAGR sebesar 56% antara tahun 2018 dan 2020, serta pertumbuhan YoY sebesar 55% antara kuartal ketiga tahun 2020 dan kuartal ketiga tahun 2021,” ungkapnya.
Andre menjelaskan, GoTo telah menunjuk PT Indo Premier Sekuritas, PT Mandiri Sekuritas, and PT Trimegah Sekuritas Indonesia Tbk sebagai penjamin pelaksana emisi efek (joint lead underwriters) dalam IPO ini.(faz/rst)