Jumat, 22 November 2024

Gelar Jatim Talk, BI Jatim Perkuat Resiliensi Ekonomi di Tengah Peningkatan Ketidakpastian Global

Laporan oleh Risky Pratama
Bagikan
Para narasumber yang sedang bergantian memberikan pemaparan dalam acara Diseminasi Laporan Perekonomian Provinsi Jawa Timur yang bertajuk Jatim Talk, di Surabaya pada Selasa (15/11/2022). Foto: Risky suarasurabaya.net

Kantor Perwakilan Bank Indonesia (BI) Provinsi Jawa Timur bersinergi dengan Pemerintah Provinsi Jatim dan beberapa lembaga terkait, mengadakan acara diseminasi laporan perekonomian provinsi Jatim bertajuk “Jatim Talk” di Surabaya, Selasa (15/11/2022).

Rizki Ernadi Wimanda Deputi Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jatim, mengatakan bahwa acara itu diselenggarakan untuk mengoptimalkan potensi dan memperkuat resiliensi ekonomi Jatim di tengah peningkatan ketidakpastian global.

“Untuk meningkatkan pemahaman dan awareness stakeholder daerah terkait perkembangan ekonomi di Jawa Timur,” ucapnya saat memberikan pemaparan dalam acara tersebut.

Selain itu, ia mengatakan bahwa acara itu diadakan sebagai forum diskusi untuk merumuskan rekomendasi strategis yang implementatif untuk mendukung keberlanjutan perbaikan ekonomi Jatim.

Dalam kesempatan itu, ia juga menyampaikan bahwa saat ini, perkembangan ekonomi Indonesia menunjukkan pemulihan.

“Kinerja ekonomi Jawa Timur pada triwulan II 2022 tumbuh positif sebesar 5,58% year on year (yoy), lebih rendah dibandingkan triwulan II 2022,” ucapnya.

Sementara itu, Josua Pardede narasumber Jatim Talk yang juga Chief Economist Permata Bank, mengatakan bahwa adanya perkiraan ekonomi global yang tumbuh melambat, diakibatkan ketegangan politik Rusia-Ukraina.

“Bayang-bayang terjadinya resesi secara global memperlambat laju pertumbuhan ekonomi serta menekan investasi dan permintaan pasar,” ucapnya.

Meskipun begitu, ia menyatakan bahwa perkembangan ekonomi di Jatim menunjukkan pemulihan yang signifikan.

“Ditandai dengan pemulihan sektor ekonomi utama, peningkatan mayoritas komponen PDRB dari sisi pengeluaran, peningkatan produktivitas tenaga kerja, serta progres dari PMA dan PMDN yang cenderung lebih tinggi dibandingkan sebelum pandemi,” jelasnya.

Hadir juga dalam acara itu, Candra Fajri Ananda Guru Besar Fakultas Ekonomi Universitas Brawijaya. Dia menerangkan bahwa pemulihan ekonomi ditunjukkan melalui penguatan beberapa sektor utama, pertumbuhan positif di berbagai provinsi, serta sisi konsumsi dan produksi yang kuat.

“Di tengah risiko ketidakpastian global yang eskalatif, beberapa strategi dilakukan yaitu dengan mengoptimalkan APBN sebagai shock absorber dan penguatan efektivitas anggaran untuk peningkatan produktivitas dan daya saing,” ucapnya.

Ia juga mengatakan, bahwa pulihnya ekonomi Jatim tidak lepas dari pertumbuhan di sektor transportasi dan pergudangan, serta pemulihan wilayah berbasis sektor primer (pertanian)

Candra berharap, dalam menghadapi berbagai tantangan tahun 2023 dan 2024, penguatan Strategi program prioritas dan pendanaan APBD dapat mendukung kinerja ekonomi di Jatim di tengah ketidakpastian.

Selain itu, dengan digelarnya acara tersebut, seluruh pihak yang tekait juga berharap, dapat lebih memperkuat sinergi dan kolaborasi untuk mendorong optimalisasi potensi serta memperkuat resiliensi ekonomi Jawa Timur untuk kesejahteraan masyarakat.(ris/gat)

Berita Terkait

Surabaya
Jumat, 22 November 2024
28o
Kurs