Jumat, 22 November 2024

Ekonomi Jatim Tumbuh 5,2 Persen, Kadin: Masih Bisa Dipicu Lagi

Laporan oleh Dhafintya Noorca
Bagikan
UMKM dari 38 Kabupaten Kota di Jawa Timur menyertakan kreasi batiknya di Pameran Canting Jawi Wetan yang digelar di halaman Kantor Gubenur Jawa Timur, mulai 26 -28 Maret 2022. Foto: Manda Roosa suarasurabaya. net

Badan Pusat Statistik (BPS) Jawa Timur telah merilis bahwa ekonomi Jawa Timur sepanjang triwulan I tahun 2022 mengalami pertumbuhan yang cukup signifikan jika dibandingkan pada tahun lalu pada periode yang sama, yaitu sebesar 5,2 persen.

Adik Dwi Putranto Ketua Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Jatim mengungkapkan sejumlah sektor sepanjang triwulan I tahun 2022 memang mengalami peningkatan kinerja yang cukup tinggi, walaupun sebenarnya masih belum maksimal, khususnya industri pengolahan, manufaktur dan perdagangan.

“Ini masih bisa dipacu lagi, karena kapasitas produksi yang terpakai saat ini rata-rata masih sekitar 80 persen. Selain itu, industri pariwisata juga harus dimaksimalkan, agar bisa menjadi triger atau memantik peningkatan sektor lain seperti hotel dan restoran serta UMKM,” tandasnya dalam keterangan tertulis, Rabu (11/5/2022).

Industri pariwisata, lanjutnya, sudah mulai bergeliat. Ini terlihat dari ramainya hampir seluruh destinasi wisata selama libur lebaran Idulfitri kemarin.

“Masyarakat sudah kangen untuk menikmati liburan bersama keluarga, menikmati keindahan berbagai destinasi wisata di Jatim,” lanjut Adik.

Hanya saja, menurut Adik, agar target pertumbuhan ekonomi Jatim sebesar 5 hingga 5,8 persen di tahun 2022 bisa tercapai, maka ada sejumlah hal yang harus dilakukan, di antaranya adalah menjaga laju inflasi yang pada bulan April 2022 kemarin cukup tinggi karena kenaikan harga berbagai komoditas dan jasa yang cukup tinggi. Sejumlah komoditas yang mengalami kenaikan sangat tinggi itu di antaranya adalah BBM, minyak goreng, telur ayam ras dan daging ayam ras.

“Kenaikan ini dipicu oleh banyak faktor, di antaranya karena momen lebaran dan juga kebijakan atau kondisi politik luar negeri. Kenaikan harga BBM misalnya, karena kenaikan harga minyak mentah dunia yang saat ini sudah mencapai di kisaran US$104 per barel, padahal sebelumnya acuan pemerintah hanya sebesar US$69 per barel. Kondisi ini masih belum bisa diprediksi kapan membaik karena perang Ukraina-Rusia juga masih memanas,” tambahnya.

Akibatnya, pada bulan April 2022, Jatim mengalami inflasi sebesar 1,05 persen dengan angka inflasi kumulatif sebeesar 2,8 persen. Padahal pemerintah provinsi Jatim menargetkan inflasi di tahun 2022 sebesar 3 persen plus minus 1 persen.

“Kalau inflasi tidak bisa kita jaga dan melaju hingga lebih dari 4 persen, maka akan mengganggu target pertumbuhan ekonomi Jatim di tahun ini,” jelasnya.

Selain dengan memacu produksi, untuk menjaga laju pertumbuhan ekonomi agar sesuai target menurut Adik yaitu dengan memperkuat kolaborasi dan koordinasi kebijakan untuk menjaga stabilitas makro ekonomi dan mendorong momentum pemulihan ekonomi nasional.

“Selain itu kita juga harus mampu meminimalisir dampak kebijakan global  yang mengakibatkan kenaikan harga komoditas dunia terhadap inflasi dan daya beli masyarakat, menjaga ketersediaan pasokan dan kelancaran distribusi, terutama menjelang Hari Besar Keagamaan Nasional (HBKN) serta memperkuat koordinasi Pemerintah Pusat dan Daerah dalam pengendalian inflasi,” pungkasnya.(dfn/rst)

Berita Terkait

Surabaya
Jumat, 22 November 2024
33o
Kurs