Budi Hanoto Kepala Deputi Bank Indonesia (BI) Cabang Jawa Timur mengatakan pertumbuhan ekonomi Jatim tahun 2022 diprediksi berada di kisaran 5 sampai 5,8 persen.
Prediksi ini meningkat dibandingkan angka pertumbuhan ekonomi Jatim tahun 2021 yang mencapai 3,57 persen year on year. Sementara di tahun 2020 pertumbuhan ekonomi Jatim yang menyentuh -2,39 persen yoy karena pandemi Covid-19.
Meski diperkirakan tumbuh sekitar 5 persen tahun ini, Budi menyatakan, tantangan baru yang harus dihadapi pascapandemi adalah pengendalian laju inflasi.
Oleh karena itu pihaknya menggandeng berbagai pihak untuk mengendalikan laju inflasi Jatim.
“Bersama-sama kita bersinergi dan berkolaborasi dengan teman-teman provinsi dan kabupaten kota untuk melakukan pemantauan, monitoring terhadap stok harga dan juga distribusinya,” ujar Budi Hanoto dalam rapat koordinasi dengan Wakil Gubernur Jatim, Organisasi Perangkat Daerah dan beberapa instansi terkait seperti Satgas Pangan, Bulog dan Pertamina, Selasa (19/4/2022).
Seperti diketahui, harga beberapa komoditas di pasar global akhir-akhir ini yaitu normalisasi kebijakan moneter di negara maju, dampak jangka panjang scarring effect pada sektor riil dan eskalasi ketegangan Rusia-Ukraina berdampak terhadap Indonesia.
Salah satunya harga minyak goreng yang meningkat seiring dengan kenaikan harga CPO Global, dan berlakunya Permendag No. 11 Tahun 2022 yang mencabut HET minyak goreng kemasan dan menetapkan HET minyak goreng curah menjadi Rp 14 ribu per liter atau Rp 15 ribu per kilogram per tanggal 16 Maret 2022 lalu.
“Kami bekerjasama dengan Pemprov untuk melakukan tracking mana-mana yang kekurangan stok nanti akan bekerjasama dengan TPID,” imbuh Budi Hanoto.(tha/dfn/ipg)