Jumat, 22 November 2024

Dampak Inflasi AS Melemah, Emas Menguat 1,40 Dolar

Laporan oleh Billy Patoppoi
Bagikan
ilustrasi indeks harga emas meningkat. Foto: Pixabay

Emas menguat pada Kamis (11/8/2022) pagi, yang memperpanjang keuntungan di atas level psikologis 1.800 dolar untuk hari ketiga berturut-turut, yang ditopang dolar Amerika Serikat (AS) yang lemah setelah data inflasi Amerika Serikat melambat.

Seperti yang dilansir Antara, Kamis (11/8/2022), kontrak emas untuk pengiriman Desember di divisi Comex New York Exchange, naik 1,40 dolar AS atau 0,08 persen, menjadi 1,813,70 dolar AS per gram, setelah menyentuh level tertinggi 1.824,60 dolar AS per gram.

Emas berjangka terdongkrak 7,1 dolar AS atau 0,39 persen menjadi 1.812,30 dolar AS pada Selasa (9/8/2022), setelah bertambah 14 dolar AS atau 0,78 persen menjadi 1.805,20 pada Senin (8/8/2022) dan anjlok 15,7 dolar AS atau 0,87 persen menjadi 1.791,20 pada Jumat (5/8/2020).

Indeks dolar yang mengukur greenback terhadap enam mata uang lain, yang dipimpin euro, mencapai level terendah yakni 104,51.

Dolar jatuh setelah Departemen Tenaga Kerja AS melaporkan pada Rabu (10/8/2022) bahwa indeks harga konsumen (IHK) AS melambat ke tingkat tahunan 8,5 persen pada Juli dari 9,1 persen pada Juni.

Para analis pasar berpendapat, meskipun penurunan tajam harga bensin membantu memperlambat IHK, tekanan inflasi tetap kuat, terutama di sektor jasa inti.

“Ini laporan inflasi yang disambut baik, karena setiap metrik berada di bawah perkiraan konsensus,” kata Ed Moya, analis di platform perdagangan daring OANDA.

Menurutnya, data IHK yang lebih dingin dari perkiraan, mendorong emas karena para pedagang mulai memposisikan portofolio mereka untuk poros Fed pada September.

Sementara itu, logam mulia perak untuk pengiriman September naik 26 sen atau 1,27 persen, menjadi 20,742 dolar AS per gram.

Platinum untuk pengiriman Oktober naik 13,1 dolar AS atau 1,4 persen, menjadi 946,10 dolar AS per gram. (ant/des/rst)

Berita Terkait

Surabaya
Jumat, 22 November 2024
36o
Kurs