Ahmad Muhdlor Ali Bupati Sidoarjo berkomitmen mendorong kebangkitan ekonomi khususnya dari pondok pesantren melalui pembentukan kepengurusan Lembaga One Pesantren One Product (OPOP) tingkat Kabupaten. Gus Muhdlor, sapaan akrab Bupati Muhdlor, mengatakan juga akan mendorong Dinas Koperasi dan Usaha Mikro Sidoarjo agar melakukan pendampingan bagi Ponpes yang belum memiliki Kopontren (Koperasi Pondok Pesantren).
“Kami sudah banyak mendengarkan begitu menariknya OPOP, namun yang paling penting itu OPOP berjalan dengan baik khususnya di Kabupaten Sidoarjo sehingga apapun yang diperlukan dalam pembentukan OPOP kami dari Pemerintah siap untuk membantu agar bisa terwujud,” katanya saat menerima kunjungan Pengurus OPOP Jawa Timur bersama Dinas Koperasi dan UKM Provinsi Jawa Timur di Pendopo Delta Wibawa, Senin (30/5/2022).
Dalam kesempatan tersebut Gus Muhdlor menyampaikan dirinya sangat bersemangat mendukung program OPOP tersebut karena program ini sejalan dengan salah satu program prioritas pemerintahannya yaitu UMKM Naik Kelas.
“Yang menjadi semangat kami untuk mendukung program ini karena saat ini salah satu yang menjadi fokus pemerintah Kabupaten Sidoarjo yaitu UMKM naik kelas sehingga dengan OPOP pasti akan sangat membantu UMKM untuk berkembang lagi. Karena selain memberikan manfaat bagi Ponpes juga bagi masyarakat luas,”ujarnya.
Sementara itu Mohammad Ghofirin Sekjen OPOP Jatim menyampaikan, sejak diluncurkan tahun 2019, sampai tahun 2022 ini sudah ada 28 Pondok Pesantren di Kabupaten Sidoarjo ikut OPOP. Dari 28 Ponpes tersebut terdata ada 13 Ponpes yang telah memiliki Kopontren sehingga masih ada 15 Ponpes lagi yang masih belum memiliki Kopontren.
Untuk itu ia berharap ada kolaborasi dengan Pemkab Sidoarjo melalui Dinas Koperasi dan UKM Sidoarjo agar Ponpes yang belum memiliki Kopontren bisa memiliki Kopontren.
“Pada intinya OPOP ini akan disasarkan pada pondok pesantren dimana pondok pesantren di harapkan bisa memiliki 1 unit bisnis yang unggul dan berkwalitas dan unit bisnis yang dimaksud adalah koperasi jadi outputnya adalah 1 Pesantren memiliki 1 Kopontren,”sampainya.
Pria yang akrab disapa Gus Ghofirin ini menambahkan, Pemerintah Provinsi juga akan menyediakan SDM yang handal dalam pengelolaan Kopontren dengan memberikan pelatihan dan sertifikat. Selain itu OPOP Jatim juga akan melakukan pendampingan untuk menciptakan produk yang unik dan menjadi unggulan Ponpes yang dapat diminati pasar. Setelah itu pendampingan untuk mendapatkan sertifikasi halal, merek serta dalam mendapatkan ijin BPPOM akan dilakukannnya.
Ia juga menambahkan, saat ini OPOP Jatim menyediakan bantuan permodalan bagi Ponpes yang menjadi anggota OPOP. Bantuan permodalan OPOP berupa hibah Rp. 50 juta akan disalurkan kepada Kopontren melalui Dinas Koprasi masing-masing daerah.
Bantuan permodalan tersebut diharapkan akan meningkatkan kinerja Kopontren dalam hal pemasaran produk yang berimbas meningkatnya omset produk.
“Dengan adanya fasilitas pembiayaan ini harapannya selain omsetnya naik SHU nya juga naik dan apabila ada kenaikan SHU akan berkontribusi kepondok pesantren,”tambahnya.
Dr. Andromeda Qomariah Kepala Dinas Koperasi dan UKM Provinsi Jatim yang juga menjabat sebagai Ketua Harian OPOP Provinsi Jatim menambahkan, secara umum bahwa OPOP Jatim memiliki 750 peserta yang tersebar di 38 Kabupaten Kota dan sudah direplikasi di 8 kabupaten.
Dikatakannya Provinsi Jawa Timur membentuk OPOP dengan memberikan pemberdayaan sehingga terjadi penguatan yang bukan hanya pada pondok pesantrennya saja akan tetapi bagi santri dan juga alumni Ponpes. Untuk itu ujar Andromeda, penguatan dan pendampingan akan dilakukan OPOP Jatim kepada Ponpes yang telah menjadi anggota.
Pendampingan tersebut berupa penguatan kelembagaan, peningkatan produk dan kwalitas produk serta penguatan SDM dalam hal ini penguatan manejerialnya dan juga pengelolaan keuangannya melalui beberapa aplikasi.
“Selain itu kami akan memberikan pendampingan dalam hal pemasarannya seperti bekerja sama dengan e-commerce dan untuk pembinaannya nanti beberapa OPD akan terlibat. Dengan adanya OPOP ini nantinya Ponpes diharapkan tidak hanya berjibaku dengan keagamaan atau pendidikan akan tetapi bermanfaat dari sisi ekonomi untuk masyarakat sekitar,”katanya. (*)