Senin, 25 November 2024

BPS Sebut Nilai Ekspor Impor Indonesia Mengalami Penurunan pada September 2022

Laporan oleh Dhafintya Noorca
Bagikan
Logo BPS. (dokumentasi BPS)

Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat nilai ekspor Indonesia mengalami penurunan pada bulan September 2022 sebesar US$24,80 miliar atau turun 10,99 persen dibanding bulan Agustus 2022. Hal ini tidak sebanding pada September 2021, yang mana nilai ekspor naik sebesar 20,28 persen.

Sementara itu, untuk ekspor nonmigas pada bulan September 2022 mencapai US$23,48 miliar atau turun 10,31 persen dibanding bulan Agustus 2022. Namun, pada bulan September 2022 naik sebesar 19,26 persen dibanding September 2021.

Dalam laman resminya, BPS merilis data statistik ekspor migas dan nonmigas periode Januari–September 2022 mencapai US$219,35 miliar atau naik 33,49 persen, dibandingkan periode sebelumnya. Sementara itu, ekspor nonmigas mencapai US$207,19 miliar, naik 33,21 persen.

Penurunan terbesar ekspor nonmigas September 2022 terhadap Agustus 2022 terjadi pada komoditas lemak dan minyak hewan/nabati sebesar US$1.425,4 juta (31,91 persen), sedangkan peningkatan terbesar terjadi pada bijih logam, terak, dan abu sebesar US$238,1 juta (29,07 persen).

Menurut sektor, ekspor nonmigas hasil industri pengolahan Januari–September 2022 naik 22,23 persen dibanding periode yang sama tahun 2021, demikian juga ekspor hasil pertanian, kehutanan, dan perikanan naik 15,37 persen, serta ekspor hasil tambang dan lainnya naik 91,98 persen.

Kemudian berdasarkan provinsi asal barang, ekspor Indonesia terbesar pada Januari–September 2022 berasal dari Jawa Barat dengan nilai US$29,37 miliar (13,39 persen), diikuti Kalimantan Timur sebesar US$26,76 miliar (12,20 persen) dan Jawa Timur sebesar US$18,95 miliar (8,64 persen).

Perkembangan Ekspor Impor di Indonesia September 2022. Foto: BPS

Selain itu, BPS juga mencatat penurunan nilai impor Indonesia pada September 2022 mencapai US$19,81 miliar atau turun 10,58 persen dibanding bulan Agustus 2022. Ini tidak sebanding pada tahun  lalu, September 2021.

Data yang menunjukkan impor migas September 2022 senilai US$3,43 miliar (turun 7,44 persen) dibanding Agustus 2022 atau naik 83,53 persen dibanding September 2021.

Sedangkan, untuk impor nonmigas September 2022 senilai US$16,38 miliar (turun 11,21 persen) dibanding Agustus 2022 atau naik 14,02 persen dibanding September 2021.

Tiga negara pemasok barang impor nonmigas terbesar selama Januari–September 2022 adalah Tiongkok senilai US$50,29 miliar (33,88 persen), Jepang senilai US$12,65 miliar (8,52 persen), dan Thailand senilai US$8,52 miliar (5,74 persen).

Penurunan impor golongan barang nonmigas terbesar September 2022 dibanding Agustus 2022 adalah besi dan baja senilai US$342,2 juta (25,57 persen), sedangkan peningkatan terbesar adalah logam mulia dan perhiasan/permata senilai US$182,5 juta (50,37 persen).

Neraca perdagangan Indonesia September 2022 mengalami surplus US$4,99 miliar, terutama berasal dari sektor nonmigas senilai US$7,09 miliar, tetapi tereduksi oleh defisit sektor migas senilai US$2,10 miliar.(tik/ipg)

Berita Terkait

Surabaya
Senin, 25 November 2024
34o
Kurs