Alexius Erik Charlex pemilik perusahaan yang memproduksi minyak gosok merek Econic mengatakan peluang bisnis minyak gosok atau essential oil di Indonesia terbuka lebar. Salah satunya karena melimpahnya bahan baku.
“Berkembang dari kebutuhan masyarakat, saya melihat potensi bahan baku dari Indonesia sangat besar dan belum tereksplorasi maksimal. Indonesia masih banyak tanaman aromatik dengan segala rahasianya yang belum tergali. Indonesia kan terkenal sebagai penghasil rempah-rempah dunia sehingga dulu dijajah kolonial” ujarnya saat dihubungi Radio Suara Surabaya, Minggu (13/3/2022).
Erik menambahkan, kualitas tanaman minyak kayu putih dari Ambon dan Pulau Buru sangat terkenal di dunia. Tapi sekarang beberapa daerah sudah bisa membudidayakannya seperti di Yogyakarta dan Jawa Barat.
Sementara untuk vegetasi yang tidak bisa tumbuh di Indonesia, kata Erik, bahan bakunya didatangkan dari Eropa.
“Contohnya lavender yang tumbuh di iklim subtropis,” imbuhnya.
Pria dengan latar pendidikan biochemical engineering itu menjelaskan, pada dasarnya dalam pembuatan minyak gosok ada dua komponen yang digunakan yaitu carrier minyak itu sendiri dan bahan aktif essential oil.
“Komponen minyak carrier itu contohnya minyak kelapa, minyak almond yang relatif tidak beraroma. Lalu komponen kedua adalah bahan aktif essential oil itu sendiri yang memiliki sifat seperti anti bakteri, anti virus, anti inflamasi, bisa juga sebagai dekongestan atau pelega pernafasan,” jelasnya.
Lalu beberapa bahan tesebut dicampur sesuai kebutuhan. Misalnya untuk anak batuk pilek minyak kelapa sebagai bahan baku dicampur antibakteri atau dekongestan.
Lalu untuk minyak telon yang dalam Bahasa Jawa berarti tiga, ada tiga komponen yang digunakan untuk produksinya yaitu minyak kelapa, minyak kayu putih dan minyak adas.(dfn/rid)