Sejak pandemi Covid-19 berlangsung di berbagai penjuru dunia, industri fashion juga turut terpuruk. Tapi hal ini tidak membuat Pemerintah Provinsi Jawa Timur patah arang. Melalui Dinas Kebudayaan dan Pariwisata yang dikepalai oleh Sinarto S.Kar, MM yang digerakan oleh Unit Pelaksanaan Teknis Laboratorium Pelatihan dan Pengembangan Kesenian yang dipimpin oleh Efie Widjajanti S.Sos MM, bekerja sama dengan Embran Nawawi dan Agoeng Soediro Poetra membuat wadah bagi pelaku fashion muda yaitu Youth Moslem Fashion Style (YMFS).
Embran Nawawi sebagai pelaku dan pengamat fashion dan juga menjadi penasehat Disbudpar mengatakan, YMFS 2021 ini diperuntukkan bagi generasi Z dan Alfa Muslim sebagai pelaku dan peminat fashion untuk berkumpul, dan bertransaksi terhadap kebutuhan atas busana muslim dengan harga dan selera mereka. “Untuk pertama kali dunia fashion anak muda diberi wadah, untuk saling berinteraksi dalam memamahami trend dan Industri fashion dari kacamata mereka sendiri,” kata Embran, Senin(31/5/2021).
Pagelaran YMFS pertama ini dimeriahkan dengan karya beberapa designer, sekolah fashion hingga retail yang ada di Jawa Timur seperti Andy Sugix dari IFC Malang, Lita Berlianti dari APPMI Jatim, Aldre dari IFC Surabaya, ARVA School of Fashion, SMK 3 Malang jurusan tata busana dan Mandja by Ivan Gunawan. Keenam designer ini menampilkan karya busana muslim pria dan wanita terbaik, dan terjangkau untuk para generasi muda Jawa Timur.
Pagelaran YMFS dilaksanakan hybrid melalui panggung fashion dengan limit tamu, serta melalui streaming youtube dan zoom meeting Kominfo Jatim, dilaksanakan di Taman Krida Budaya Jawa Timur untuk dapat dinikmati oleh seluruh mahasiswa dan siswa fashion seluruh Jatim.
Sinarto mengatakan, tahun yang akan datang akan melibatkan para designer muda dari berbagai daerah di Jawa Timur, dan juga melibatkan komunitas-komunitas anak muda.
“Kami memfasilitasi melalui industri kreatif, sehingga bisa meningkatkan perekonomian Jatim yang nantinya akan berkembang hingga ekspor,” jelasnya.
Embran Nawawi juga menambahkan, dengan dibuatnya dua wadah berkumpulnya peminat, dan pelaku fashion oleh pemerintah melalui Disbudpar yaitu, East Java Fashion Harmony di setiap November, dan Youth Moslem Fashion Style, yang digelar menjelang Ramadan setiap tahunnya, maka pertumbuhan fashion di Jatim akan merata dan tumbuh berkembang. “Semoga ini dapat meningkatkan kualitas designer muda sebagai ekosistem ekonomi kreatif,” harap Embran Nawawi.(man/ipg)