Eri Cahyadi Wali Kota Surabaya bersama Forum Koordinasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) Kota Surabaya memberangkatkan pembagian bantuan. Hadir pula dalam pemberangkatan ini, pimpinan beserta anggota DPRD Surabaya, ketua partai politik, organisasi masyarakat (ormas), relawan, hingga stakeholder, Rabu (18/8/2021).
Tak sekadar acara simbolis pemberangkatan bantuan, bahkan Wali Kota bersama rombongan juga terjun langsung ke warga untuk menyerahkannya. Dengan melintasi gang-gang sempit dan perkampungan padat penduduk di kawasan Tambaksari, ia bersama rombongan berjalan kaki menyerahkan langsung bantuan sembako itu. Mulai dari tukang becak, tambal ban, bahkan langsung menyasar ke rumah-rumah Keluarga Penerima Manfaat (KPM).
“Hari ini kita bersama-sama membagikan sembako kepada masyarakat. Ini data penerima dari lurah, RW dan RT, diberikan kepada orang yang membutuhkan. Namun, ini bukan semua warga mendapatkan, tapi pada skala prioritas yang kami berikan,” katanya.
Ia mengungkapkan, bahwa bantuan ini berasal dari warga dan seluruh stakeholder yang ada di Surabaya. Oleh sebab itu, yang berhak menyerahkan bantuan ini bukan hanya Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya, tapi juga seluruh elemen yang ada di Kota Pahlawan. Sehingga dalam penyalurannya ini juga melibatkan Forkopimda, DPRD, ketua partai politik, ormas, hingga relawan.
“Karena bantuan ini dari warga Surabaya, sehingga yang memberikan adalah orang-orang hebat di Surabaya. Ada relawan, ada organisasi masyarakat, Forkopimda, dan ketua partai,” ujarnya.
Kata Eri Cahyadi, dalam upaya memutus mata rantai pandemi Covid-19, maka gotong-royong dan kebersamaan yang harus diutamakan. Karenanya, hari ini seluruh elemen di Surabaya bergerak bersama untuk menyalurkan bantuan kepada warga terdampak Covid-19.
“Sehingga persatuan ini bisa menjadi contoh bahwa yang membagi pun adalah warga Surabaya. Inilah yang kami ingin sampaikan bahwa ini menjadi empati bersama. Karena memutus mata rantai harus gotong-royong dan kebersamaan,” jelasnya.
Kepada masyarakat yang berhak mendapat bantuan namun belum menerima, agar melapor kepada RT/RW maupun Lurah dan Camat. Bisa pula informasi itu disampaikan melalui aplikasi WargaKu milik Pemkot Surabaya. Baginya, bantuan ini tidak akan bisa sempurna atau tepat sasaran tanpa ada keterlibatan informasi dari masyarakat.
“Bantuan ini tidak akan sempurna tanpa ada yang memberikan informasi. Kalau ada yang merasa tetangganya berhak menerima namun belum dapat, segera sampaikan. Insya Allah setiap bantuan yang diberikan kepada kami, kami akan sampaikan kepada yang menerima,” tuturnya.
Khusus untuk hari ini, ada sekitar 10 ribu bantuan paket sembako yang dibagikan secara serentak di 31 kecamatan se-Surabaya. Bantuan ini terdiri dari beras, minyak, mie instan hingga gula. Namun jumlah tersebut, belum termasuk pula dengan data bantuan yang telah disalurkan sebelumnya.
Sedangkan untuk sasaran penerimanya, terdiri dari tukang becak, tambal ban, anak yatim piatu korban Covid-19, hingga petugas gerobak sampah.
Untuk KPM tersebut juga tercatat belum pernah menerima bantuan sosial apapun dari Kementerian Sosial (Kemensos). Baik itu berupa Bantuan Sosial Tunai (BST), Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT), Program Keluarga Harapan (PKH) maupun sembako dari pemerintah pusat.
“Bantuan (sembako) ini berbeda. Bantuan ini tak diberikan kepada yang menerima bantuan dari Kemensos, baik itu BST, BPNT, maupun PKH. Selain itu, penerima bantuan sembako di awal, juga tidak menerima lagi. Nah, ini diberikan kepada yang belum menerima,” tandasnya.
Sementara itu, Adi Sutarwijono Ketua DPRD Kota Surabaya, yang turut serta dalam kegiatan penyaluran sembako ini memberikan respons positif. Dia berpendapat, bahwa keterlibatan seluruh pihak dalam kegiatan pembagian sembako ini menunjukkan sikap gotong-royong dan kebersamaan yang ada di Surabaya.
“Saya senang pak wali kota mengundang seluruh Forkopimda, anggota beserta pimpinan DPRD, dan ketua partai politik di Surabaya. Ini pesan yang sangat jelas bahwa penanganan Covid-19 tidak bisa ditangani sendirian. Melainkan harus menggerakan gotong-royong di masyarakat,” katanya.
Apalagi, paket sembako yang dibagikan kepada warga itu berasal dari hasil gotong-royong seluruh elemen yang ada di Kota Pahlawan. Dengan begitu, ia meyakini, bahwa zona kuning yang ditargetkan Wali Kota Surabaya dalam satu bulan itu bisa tercapai. “Kalau targetnya sebulan zona kuning, sehingga dengan kemampuan secara bersama ini akan bisa dicapai soal target tersebut,” jelasnya. (man/tin/ipg)